Di Tengah Perang Dagang AS, Begini Hasil Stress Test Perbankan RI

5 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia — Bank Indonesia menyatakan hasil stress test industri perbankan menunjukkan ketahanan yang tetap kuat. Hal ini ditopang oleh kemampuan membayar dan profibilitas korporasi yang terjaga. 

"BI memperkuat sinergi kebijakan KSSK dalam memitigasi risiko global dan domestik yang dapat mengganggu ketahanan perbankan dan stabilitas sektor keuangan secara keseluruhan," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferesi pers hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Maret 2025, Rabu (23/4/2025).

Sementara itu BI mencatat pertumbuhan kredit per Maret 2025 mencapai 9,16% secara tahunan (yoy), melambat dibandingkan dengan capaian Februari 2025 yang mencapai 10,3% yoy. 

Perry mengatakan bahwa realokasi likuiditas perbankan masih berlanjut. Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kinerja korporasi yang masih tumbuh positif.

Berdasarkan kelompok penggunaan, kredit investasi melesat paling tinggi, yakni 13,36% yoy (vs Februari 14,6% yoy). Lalu kredit modal kerja dan konsumsi, masing-masing-masing 9,23% yoy (vs Februari 7,66% yoy) dan 6,51% yoy (vs Februari 10,31% yoy).

Perry melanjutkan bahwa pembiayaan syariah tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan rata-rata industri.

Gubernur BI juga mengatakan bahwa industri perbankan di Indonesia tengah mengalami kendala pendanaan bari dari sisi dana pihak ketiga (DPK) maupun surat berharga.

Dengan demikian BI memperkirakan pertumbuhan kredit bank menuju ke batas bawah dengan kisaran 11%-13% secara tahunan pada 2025.

Ke depan, kata Perry, berbagai risiko dari ketidakpastian global yang berdampak kepada perekonomian nasional perlu menjadi perhatian karena dapat memengaruhi prospek pertumbuhan kredit.

Sehubungan dengan itu BI akan terus memperkuat kebijakan makroprudensial yang akomodatif atau longgar dengan mengoptimalkan Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan memperkuat implementasi ketentuan rasio pendanaan luar negeri untuk mendorong pendanaan perbankan untuk manajemen likuiditas dan penyaluran kredit ke sektor riil.

"BI juga akan terus mempererat kordinasi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk mendorong pertumbuhan kredit dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: BI Lagi-lagi Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,75%

Next Article Dunia Gonjang-ganjing, BI: Kredit Bank Tumbuh 11%-13% Tahun Depan

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |