Desa di RI Ini Diam-Diam Punya Penghasilan Rp 17,5 M/Tahun, Kok Bisa?

2 weeks ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Desa dan Pembangunan Derah Tertinggal (Kemendes PDT) buka-bukaan soal masih banyaknya desa ekspor yang potensinya belum tergali maksimal. Padahal, banyak desa yang memiliki produk unggulan untuk diekspor.

Menteri Desa dan PDT (Mendes), Yandri Susanto mengatakan bahwa pihaknya akan menciptakan ribuan desa ekspor melalui berbagai program pembinaan, dari pencarian pasar hingga pengembangan kapasitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (UMKM).

"Kami berkomitmen untuk menciptakan ribuan desa ekspor. Melalui kerja sama yang solid dengan Mendag, kami berharap potensi desa yang ada tidak terpendam, namun dapat menjadi sumber pendapatan yang membanggakan dan turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional yang ditargetkan Presiden mencapai 8 persen," ungkap Yandri dalam konferensi pers setelah acara penandatanganan nota kesepakatan (MoU) untuk mendukung pencapaian Asta Cita ke-6 Presiden Prabowo Subianto bertajuk "Membangun dari desa dan dari Bawah untuk Pemerataan Ekonomi dan Pemberantasan Kemiskinan, Kamis (27/2/2025).

Adapun menurut Yandri, hambatan utama bagi desa untuk mengembangkan potensi ekspor mereka adalah keterbatasan akses pasar. Padahal tidak sedikit desa di Indonesia punya potensi yang luar biasa.

Dia mencontohkan Desa Kendang 'Djembe' yang bisa menghasilkan Rp 17,5 miliar per tahun. Salah satu desa di Kabupaten Blitar, Jawa Timur itu terkenal dengan ekspor kendang 'Djembe' atau dikenal dengan nama jimbe ke China. Ini menunjukkan bahwa produk-produk desa memiliki nilai ekonomis yang sangat besar.

"Ada juga Desa Gula Aren, Desa Udang Paname, ada Desa Ikan Nila. Kita ingin desa-desa ekspor itu menjadi salah satu juga sumber devisa yang akan menunjukkan pertumbuhan Indonesia," sebutnya.

Oleh karena itu, Kemendes akan fokus menggali potensi di berbagai desa di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, hingga Kalimantan Timur.

"Di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi banyak desa yang memiliki produk unggulan seperti madu dan kopi yang dapat diekspor. Namun, mereka sering kali tidak tahu bagaimana cara memasarkan produk mereka. Kolaborasi antara Kemendes PDT dan Kemendag sangat diperlukan untuk memecahkan masalah ini," tambah Yandri.

Menurutnya, jika potensi tersebut dapat dimaksimalkan dengan baik mulai dari dicarikan pemasaran dan adanya pembinaan, maka desa akan menyumbang pendapatan negara yang membanggakan.

"Jangan sampai potensi di desa itu menjadi terpendam, bahkan menjadi beban negara. Tapi kalau kita carikan pemasarannya, pembinaannya, insya Allah itu akan menjadi sumber pendapatan yang membanggakan buat negara ini, karena dari desa ekspor itu bisa juga menyumbang pertumbuhan ekonomi yang ditarget oleh Bapak Presiden sebesar 8%," pungkasnya.


(chd/wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Mendes PDT Blak-blakan Dana Desa- Kerjasama dengan China

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |