Deretan Negara yang Akses Internetnya Masih 'Lemot', RI Termasuk?

2 hours ago 4

Chandra Dwi Pranata,  CNBC Indonesia

13 December 2025 20:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah makin masifnya perkembangan teknologi, di belahan dunia masih ada beberapa negara yang belum memiliki akses internet memadai.

Ratusan juta orang di beberapa negara masih belum terhubung ke internet. Akses sangat bervariasi di berbagai wilayah, dipengaruhi oleh keterjangkauan, infrastruktur, hambatan bahasa, dan literasi digital.

Salah satunya yakni Eritrea, negara yang terisolasi dari jaringan internet global. Dengan koneksi internet yang sangat terbatas, tidak ada data seluler, dan hampir tidak ada media sosial atau ATM yang tersedia bagi penduduknya, negara Afrika Timur ini masih sepenuhnya terputus dari dunia luar.

Eritrea masih menjadi satu-satunya negara tanpa akses internet yang mudah, langkah-langkah pengendalian ketat yang diterapkan oleh pemerintah, dan implikasinya terhadap kemajuan sosial dan ekonomi warganya.

Terlepas dari kemajuan teknologi global, penduduk Eritrea masih belum dapat menggunakan koneksi broadband rumahan atau internet seluler. Berbeda dengan sebagian besar negara, di mana data seluler tersedia secara luas, Eritrea tidak menyediakan layanan internet seluler apa pun kepada penduduknya.

Menurut penelitian, hanya sekitar 1% dari populasi negara tersebut yang pernah menggunakan internet, dan beberapa warnet yang ada sebagian besar berlokasi di berbagai kota.

Sampai saat ini, penggunaan internet masih sangat lambat dan tidak konsisten karena kecepatan koneksi yang buruk, yang seringkali lebih buruk daripada 2G.

Selain Eritrea, sejumlah negara lain juga memiliki akses internet yang rendah, karena berbagai faktor. Beberapa di antaranya karena kesulitan ekonomi, kemiskinan, konflik, hingga alasan politis.

Berikut ini negara yang masih mengalami keterbatasan akses internet hingga saat ini.

India memimpin dunia dalam jumlah penduduk yang tidak terhubung ke internet, dengan lebih dari 440 juta orang masih belum terhubung ke internet.

Pertumbuhan pesat jaringan broadband seluler telah meningkatkan akses, tetapi basis populasi negara yang sangat besar berarti bahwa angka 30% yang tidak terhubung ke internet masih menghasilkan jumlah pengguna yang terputus dari jaringan yang sangat besar.

Negara ini saja memiliki lebih banyak individu yang tidak terhubung ke internet daripada gabungan seluruh populasi AS dan Kanada.

Negara-negara seperti Ethiopia, Tanzania, dan Uganda memiliki pangsa offline antara 70% dan 80%. Rasio tinggi ini mencerminkan infrastruktur broadband yang terbatas, penetrasi perangkat yang lebih rendah, dan biaya data yang lebih tinggi relatif terhadap pendapatan

Bahkan di Nigeria dan Republik Demokratik Kongo, dua negara dengan ekonomi terbesar di Afrika, lebih dari separuh penduduknya masih belum terhubung ke internet.

Meskipun China dan Indonesia memiliki populasi yang besar tanpa akses internet secara absolut, tingkat ketidaktersediaan internet mereka jauh lebih rendah. Tingkat ketidaktersediaan internet di China yang hanya 8,4% mencerminkan perkembangan broadband yang matang dan adopsi smartphone yang meluas. Konektivitas di Indonesia telah meningkat pesat, tetapi 55 juta orang masih belum terhubung karena fragmentasi geografis di ribuan pulau.

Sementara itu, Pakistan dan Bangladesh menghadapi konektivitas tingkat menengah, dengan pangsa pengguna offline di atas 50% meskipun jaringan seluler terus diperluas.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(chd/chd)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |