Citra Satelit! Kim Jong Un dan Putin Diam-Diam Bangun Proyek Raksasa

7 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Utara (Korut) dilaporkan mulai membangun jembatan yang akan menghubungkan negara itu dengan Rusia. Hal ini tampak dari citra satelit Korea Selatan (Korsel).

Mengutip Radio Free Asia, jembatan itu nantinya akan berisi jalur mobil melintasi Sungai Tumen yang memisahkan kedua negara. Ini akan menjadi jembatan jalan pertama antara kedua sekutu ini, yang memungkinkan truk dan bus untuk mengangkut barang dan orang. Jembatan ini juga melengkapi ada jembatan rel kereta yang sudah ada.

Perusahaan Korsel SI Analytics mengumumkan bahwa mereka mengambil foto-foto tersebut pada tanggal 3 Maret, dan foto-foto tersebut menunjukkan bahwa pekerjaan persiapan telah dimulai untuk bagian jalan sepanjang 830 meter (900 yard), termasuk jembatan di atas sungai beku di bagian timur laut Korut.

Para ahli mengatakan bahwa setelah selesai, jembatan tersebut kemungkinan akan meningkatkan perdagangan dan pariwisata di Korut. Jembatan ini juga mungkin meningkatkan pengaruh Moskow di wilayah tersebut, setelah Pyongyang mengirim sekitar 12.000 tentaranya untuk bertempur membantu Rusia melawan Ukraina.

"Tampaknya Rusia setuju untuk membangun jembatan ini sebagai imbalan atas dukungan Korut dalam perangnya dengan Ukraina," ujar seorang pakar SI Analytics.

Persiapan Awal

Di sisi perbatasan Rusia, citra satelit menunjukkan bahwa pekerjaan awal untuk jembatan mencapai kurang dari 300 meter (330 yard) dari daratan. Struktur kuning, yang diyakini sebagai pilar yang akan menopang jembatan, dapat dilihat di permukaan sungai yang membeku. Selain itu, material konstruksi dapat dilihat di area persiapan di sisi Rusia.

Sementara itu, di sisi Korut, pembangunan jalan yang akan menghubungkan ke jembatan sedang berlangsung. Tampaknya tanah telah dipadatkan, tetapi jalan tersebut belum diaspal. Peralatan berat seperti buldozer, truk, dan mobil kecil dapat dilihat di lokasi pembangunan.

Moskow memilih firma kontraktor TonnelYuzhStroy LLC, untuk mengawasi desain dan pembangunan jembatan. Media Interfax.ru melaporkan bahwa Rusia telah men-setting batas waktu penyelesaian pada 31 Desember 2026.

"Meskipun pemerintah Rusia mengalokasikan periode pembangunan selama dua tahun, dimulainya pekerjaan dasar ini selama musim dingin kemungkinan bertujuan untuk menciptakan tampilan kemajuan yang nyata, mungkin atas perintah Presiden Putin," tutur SI Analytics.

Pengamat Korut mengatakan bahwa pembangunan jembatan tersebut akan menjadi berkah bagi pelayaran darat antara negara pimpinan Kim Jong Un itu dan Rusia. Hal ini dikarenakan hanya ada satu jembatan lain yang menghubungkan kedua negara, dan jembatan tersebut hanya diperuntukkan bagi kereta api.

"Jalur darat dapat secara aktif mengangkut lebih banyak logistik dan orang daripada kereta api," kata Peneliti di Institut Korea untuk Penyatuan Nasional yang berpusat di Seoul, Joung Eunlee.

"Jika jembatan dibangun antara Korut dan Rusia, maka volume barang yang diangkut akan jauh lebih besar daripada kereta api, waktu pengangkutan akan lebih cepat, dan volume perdagangan kemungkinan akan meningkat."

Ambisi Geopolitik

Peneliti RAND Corporation, Bruce Bennett, memperkuat argumentasi bahwa jembatan ini merupakan imbalan atas dukungan militer Korut terhadap Rusia dalam perangnya dengan Ukraina. Ia mengatakan saat ini Moskow sedang mencari dukungan yang baik dari negara tertutup Asia itu.

"Membangun jembatan baru akan menjadi cara langsung bagi Rusia untuk meningkatkan perdagangan dengan Korut," katanya. "Saya yakin tidak ada keraguan bahwa ini, setidaknya, merupakan hasil sebagian bagi Korut."

SI Analytics mengatakan jembatan baru itu kemungkinan akan mengarah pada peningkatan pertukaran ekonomi, sosial, dan militer, dan dapat melemahkan efektivitas sanksi terhadap Korut atas ambisi nuklirnya. Selain itu, jembatan itu dapat mengatur ulang keseimbangan kekuatan di kawasan itu, meningkatkan pengaruh Rusia dengan mengorbankan China.

"Meningkatnya ketergantungan Korut pada Rusia karena pembangunan jembatan ini dapat berbenturan dengan kepentingan China. Respons China akan menjadi faktor penting untuk diperhatikan, karena berpotensi membentuk kembali keseimbangan kekuatan di Asia Timur Laut," papar SI Analytics.

Walau begitu, peneliti Institut Studi Korut di Universitas Dongguk, Kim Young Hee, masih meragukan efektivitas jembatan ini secara ekonomi dan politik. Ia berargumen bahwa Korut masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk menyiapkan sarana-sarana tambahan untuk menunjang perjalanan antara negara itu dengan Rusia.

"Itu akan berdampak pada ekonomi, tetapi Korut akan membutuhkan banyak perjalanan dengan kereta api atau mobil untuk memungkinkan perdagangan dengan Rusia," katanya.

"Secara geografis, China lebih baik. Rusia jauh, jadi biaya transportasi lebih tinggi daripada berdagang dengan China."


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump-Putin Dituduh Bersekongkol Setop Bantuan ke Ukraina

Next Article Pasukan Korut Disebut Ikut Perang di Ukraina, Apa Kata Kim Jong Un?

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |