China Sandera Kemampuan Militer AS, Trump Dibuat Panik

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembatasan ekspor logam tanah jarang secara menyeluruh yang diberlakukan China mengancam industri pertahanan Amerika Serikat (AS), memberikan daya tawar yang kuat bagi Presiden Xi Jinping dalam negosiasi perdagangan yang akan datang dengan Presiden Donald Trump.

Kementerian Perdagangan China mengumumkan pada Jumat (9/10/2025)bahwa mereka tidak akan mengizinkan ekspor material tanah jarang untuk digunakan oleh militer asing. Ini menjadi sebuah pembatasan pertama yang secara spesifik menargetkan sektor pertahanan.

Menurut Gracelin Baskaran, seorang pakar mineral penting di Center for Strategic and International Studies, taktik ini merusak pengembangan basis industri pertahanan AS pada saat ketegangan global meningkat. Ia juga menyebut ini sebagai taktik negosiasi yang sangat kuat karena merusak keamanan nasional AS.

"Hal ini pada dasarnya berarti bahwa (China) akan menolak lisensi kepada militer dan perusahaan asing yang memproduksi produk akhir untuk penggunaan militer," katanya kepada CNBC International.

Magnet tanah jarang adalah komponen krusial dalam sistem persenjataan AS, termasuk pesawat tempur F-35, rudal Tomahawk, dan drone, menurut Departemen Pertahanan. China mendominasi rantai pasokan global untuk rare earth, mengendalikan 60% penambangan dan lebih dari 90% pemurnian di seluruh dunia.

Selain itu, Beijing memberlakukan kontrol luas yang mewajibkan perusahaan asing memperoleh lisensi ekspor jika tanah jarang yang diproses di China hanya mencakup 0,1% dari nilai produk mereka.

Analis Wolfe Research, Tobin Marcus, mengatakan kepada kliennya bahwa hal ini dapat menyebabkan efek kejut global.

"Jika aturan ini diterapkan secara ketat dan tanpa batas waktu, itu akan sangat mengganggu, tidak hanya bagi AS tetapi secara global," ungkapnya. "Tidak akan butuh banyak eskalasi ulang untuk membawa kita kembali ke situasi kuasi-embargo yang terjadi pada musim semi."

Pembatasan ini mengancam untuk memicu kembali perang dagang antara China dan AS setelah beberapa bulan relatif tenang. Trump telah merespons dengan ancaman tarif 100% pada barang-barang China mulai 1 November, di atas tarif 44% yang sudah berlaku.

Pemerintahan Trump sedang berupaya membangun rantai pasokan domestik, di mana Departemen Pertahanan telah menandatangani kesepakatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan penambang rare earth terbesar AS, MP Materials. 

"Ini pasti juga akan semakin mempercepat upaya AS untuk mengembangkan sumber daya rare earthnya sendiri," ujar Marcus.

Meskipun batas waktu tarif hanya tinggal beberapa minggu lagi, Trump dan Xi masih dijadwalkan bertemu di sela-sela KTT Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Seoul, Korea Selatan, akhir bulan ini.

Goldman Sachs mengatakan skenario yang paling mungkin adalah "kedua belah pihak menarik kembali kebijakan yang paling agresif dan pembicaraan mengarah pada perpanjangan lebih lanjut-dan mungkin tidak terbatas-dari jeda eskalasi tarif yang dicapai pada Mei".


(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Militer AS dan Tetangga RI Satukan Kekuatan, Bikin China Uring-uringan

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |