CATL Hitung Ulang Investasi di RI, BKPM: Hitungannya Menjanjikan!

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Investasi dan Hilirisasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan perusahaan kendaraan listrik asal China yakni Contemporary Amperex Technology Co Ltd. (CATL) sedang mengkaji ulang perhitungan nilai investasi dan kapasitas produksi dari proyek rantai pasok baterai EV di Indonesia.

Deputi Promosi Kementerian Investasi dan Hilirisasi Nurul Ichwan mengungkapkan perhitungan ulang nilai investasi tersebut akan terus berlangsung yang mana progres investasi perusahaan China di Indonesia dinilai menjanjikan.

"Nah informasinya, hitungannya ini menjanjikan juga, jadi kemungkinan besar proyek ini akan tetap berlangsung," katanya ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (23/4/2025).

Sebagaimana diketahui, mulanya nilai investasi CATL di Indonesia senilai US$ 1,2 miliar, untuk mengembangkan produksi baterai sel berkapasitas 15 Giga Watt Hour (GWH). Namun, di tengah jalan, berdasarkan ODI (Overseas Direct Investment) Approval, investasinya saat ini menjadi hanya etengahnya atau sekitar 6,9 GWH atau US$ 417 juta.

Meski dilakukan perhitungan ulang, kata Nurul Ichwan, proyek tersebut akan terus berjalan. Perhitungan nilai investasi itu terjadi berdasarkan dinamika yang terjadi, di mana demand dari mobil listrik terus mengalami pertumbuhan.

"Maka akan sangat masuk akal mencoba menganalisa lagi kapasitas global yang bisa kemudian CATL berkontribusi itu sebesar apa. Sehingga begitu dia analisa, oh ini belum sampai pada kapasitas sebesar itu, sehingga diberikan kapasitas yang di bawah itu. Nah karena yang tadinya di level tertentu diturunkan menjadi setengahnya, ini yang kemudian kan harus dihitung ulang kembali," jelasnya ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (23/4/2025).

Sebelumnya, Indonesia Battery Corporation (IBC) buka-bukaan bahwa investasi yang digelontorkan oleh Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) dalam proyek baterai sel di Indonesia baru setengah dari nilai investasi yang dijanjikan senilai US$ 1,2 miliar.

Nilai investasi US$ 1,2 miliar itu untuk mengembangkan produksi baterai sel berkapasitas 15 Giga Watt Hour (GWH). "Namun dari ODI (Overseas Direct Investment) Approval, yang kami peroleh dari mereka saat ini baru setengahnya. Jadi sekitar 6,9 GWH atau US$ 417 juta," ungkap Direktur Utama IBC, Toto Nugroho dalam RDP bersama Komisi XII DPR RI, Senin (17/2/2025).

Maka dari itu, pihaknya sedang melanjutkan komunikasi untuk bernegosiasi mencari solusi terkait dengan perbedaan jumlah investasi dari CATL tersebut.

"Ada satu hal yang perlu kami laporkan bahwa long stop date, jadi yang istilahnya kesepakatan kita itu harus selesai di tanggal 28 Februari, which is sudah sangat dekat. Dan ini kita memerlukan banyak sekali dokumen-dokumen yang harus mereka lengkapi, supaya kita mendapatkan kepastian terhadap investasi," terang Toto.

Adapun juga IBC meminta adanya kepastian off take agreement dari CATL. Di mana, CATL juga seharusnya menyampaikan draft atas Bankable Feasibility Study di tanggal 21 Januari 2025.

"Nah namun kembali beberapa informasi terkait detail dari dokumen itu masih sangat kita butuhkan. Jadi secara garis besar itu yang dapat kami sampaikan untuk yang baterai sel sendiri. Recycle nanti kami bahas Pak, tapi karena proses ini baru bisa dilakukan di tahun 2028," tandasnya.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Konsorsium LG Dikabarkan Batal Investasi Rp 130 Triliun di RI

Next Article Bulan Ini RI Ekspor Prekursor Baterai EV ke Tesla

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |