Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi VI DPR RI menyinggung proyek-proyek pesawat rancangan mantan presiden RI BJ Habibie dalam rapat dengar pendapat bersama Defend ID termasuk PT Dirgantara Indonesia pada Kamis (27/2/2025). Salah satunya adalah soal pesawat CN-235.
"Kebanggaan BJ Habibie, CN-235 perlu revitalisasi. Itu kita waktu peluncuran pertama itu masih kecil, saya sangat bangga sekali. Ini kalau perlu revitalisasi ini harus perlu diutamakan," ungkap Rizal Bawazier dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Merespons Rizal, Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Gita Amperiawan pun menjelaskan kondisi produksi CN-235 saat ini. Ia mengatakan bahwa PTDI telah mengupgrade beberapa komponen dari pesawat rancangan BJ Habibie tersebut.
"Kami sudah lakukan modernisasi terhadap CN-235, Pak. Dari kabinnya analog menjadi harus digital. Dari tanpa autopilot, menjadi ada," ungkap Gita.
Foto: Pesawat CN-235 berada di Hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/9/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Pesawat CN-235 berada di Hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/9/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Gita juga mengatakan saat ini CN-235 diminati oleh negara-negara di Afrika seperti Nigeria, Senegal, hingga Pantai Gading.
"Sekarang kami fokuskan itu justru ke Afrika, Pak. Ke Afrika, CN-235 ke Nigeria itu ada potensi angkatan darat yang empat. Kemudian kita juga sudah penetrasi ke beberapa negara Senegal dan Pantai Gading," bebernya.
Akan tetapi produksi CN-235 memiliki hambatan karena adanya gap antara permintaan dan produksi. Dijelaskan bahwa kapasitas produksi pesawat tersebut mencapai 6 unit per tahun. Hanya saja permintaan cuma 3 per tahun. Hal ini menjadi hambatan karena harus mencari vendor yang bersedia dengan kondisi produksi tersebut. Selain itu karena TKDN masih sekitar 38%, ada juga kendala kebutuhan impor yang tinggi.
"Nah ini permasalahannya adalah kita tetap harus menjaga harga ini harus kompetitif, Pak. Dan sulit sekali mendapatkan harga kompetitif manakah order ini sangat rendah Pak," keluh Gita kepada Komisi VI DPR.
(ras/wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: BPOM Kena Efisiensi, DPR Pastikan Kinerja Tak Terdampak
Next Article Diborong Kongo, Intip Pesawat N-219 Nurtanio "Made in RI"