Bos JP Morgan: Pasar Terlalu Santai, AS Bisa Terjungkal Dihantam Utang

4 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah kekhawatiran pasar atas kondisi fiskal Amerika Serikat, CEO JP Morgan Jamie Dimon memperingatkan bahwa investor saat ini terlalu lengah terhadap risiko yang mengintai perekonomian, setelah lembaga pemeringkat Moody's menurunkan peringkat kredit tertinggi AS.

Moody's secara resmi menurunkan peringkat utang pemerintah AS dari Aaa menjadi Aa1, menjadikan AS kehilangan triple-A dari seluruh tiga lembaga pemeringkat utama untuk pertama kalinya dalam sejarah modern. Langkah ini diambil di tengah kekhawatiran yang meningkat terhadap defisit anggaran besar dan terus membengkaknya utang negara, yang kini mencapai US$36,2 triliun.

Dalam pidatonya di acara Investor Day JP Morgan di New York, Dimon menegaskan bahwa pasar tampak terlalu santai menghadapi sinyal-sinyal bahaya fiskal dan kegagalan kebijakan.

"Kita memiliki defisit besar, dan bank sentral saya anggap terlalu santai. Kalian semua pikir mereka bisa mengatur semuanya. Tapi saya tidak yakin," kata Dimon, dilansir The Guardian.

Ia juga menambahkan bahwa kemungkinan stagflasi jauh lebih tinggi daripada yang disadari investor saat ini. "Ada tingkat rasa puas diri yang luar biasa," tambahnya.

Adapun penurunan peringkat dari Moody's terjadi ketika Presiden Donald Trump sedang berjuang mendorong RUU pemangkasan pajak dan belanja baru melalui Kongres, sebuah program besar yang diperkirakan bisa menambah hingga US$5 triliun utang dalam 10 tahun ke depan.

Dalam pernyataannya, Moody's menyebut pemerintahan AS berturut-turut dan Kongres telah gagal menyepakati langkah-langkah untuk membalikkan tren defisit fiskal tahunan yang besar dan biaya bunga yang terus meningkat.

"Kami tidak yakin bahwa pemangkasan pengeluaran dan defisit yang signifikan akan dihasilkan dari proposal fiskal saat ini."

Moody's juga memperingatkan bahwa dalam dekade mendatang, defisit akan makin membengkak seiring naiknya belanja wajib, sementara pendapatan pemerintah diprediksi stagnan.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent dalam wawancaranya di NBC berusaha mengabaikan penurunan peringkat ini, menyebut Moody's sebagai indikator yang tertinggal.

Presiden AS Donald Trump sendiri tidak memberikan pernyataan resmi mengenai penurunan peringkat tersebut.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Kebijakan Tarif Trump Berbuah, Surplus Anggaran AS Jadi USD 258 M

Next Article Kencangkan Sabuk Pengaman, JPMorgan Mulai PHK Karyawan Tahun Ini

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |