Bos BYD Pastikan Mulai Produksi Mobil di Indonsia Awal 2026

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek pembangunan pabrik mobil listrik BYD di Subang, Jawa Barat memasuki fase akhir. Perusahaan memastikan pengerjaan fasilitas tersebut terus berjalan tanpa hambatan berarti dan tetap berada dalam jalur yang sesuai target. Fasilitas ini diproyeksikan menjadi pusat produksi penting bagi ekspansi BYD di Indonesia, terutama untuk memperkuat rantai pasok kendaraan listrik.

"Pembangunan pabrik kami masih sangat dan sesuai rencana. Masukan dan pendapat Otoritas dan pemerintah setempat juga sangat membantu bagi kami," ujar Presiden Director PT BYD Motor Indonesia Eagle Zhou dalam media gathering BYD, Kamis (11/12/2025).

Seiring dengan percepatan pembangunan, manajemen BYD mulai menyiapkan agenda produksi yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik. Pabrik ini akan menjadi aspek penting bagi strategi BYD memperluas portofolio kendaraan listrik rakitan lokal. Perusahaan juga menegaskan kesiapan mereka untuk masuk ke fase produksi begitu fasilitas selesai.

"Kami optimistis bahwa pabrik ini akan selesai pada akhir tahun ini dan juga kami targetkan memulai produksi pada awal tahun 2026," kata Eagle.

BYD melihat pasar Indonesia sebagai wilayah yang sangat strategis untuk pertumbuhan jangka panjang. Selain memperkuat kapasitas produksi, perusahaan tengah menyiapkan rangkaian produk baru untuk memperluas pangsa pasar kendaraan listrik. Tahun depan BYD akan tetap fokus menghadirkan model-model yang dinilai paling relevan dengan permintaan konsumen di Tanah Air.

"Untuk brand BYD kami berencana untuk terus menghadirkan produk produk yang relevan untuk masyarakat Indonesia. Juga kami akan terus menghadirkan model-model BEV tahun depan," ujar Eagle.

Dengan berbagai perencanaan tersebut, BYD berharap dukungan regulasi dan kebijakan pemerintah dapat terus berlanjut. Perusahaan menilai percepatan industri kendaraan listrik membutuhkan koordinasi antara sektor swasta dan pemerintah agar ekosistemnya semakin matang. BYD pun menekankan bahwa kesiapan produksi awal 2026 akan berjalan lebih optimal dengan kolaborasi tersebut.

"Oleh karena itu pada awal 2026 nanti kami juga sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah," tuturnya.

Pengembangan ekosistem kendaraan listrik tak hanya disiapkan dari sisi pabrik, tetapi juga dari infrastruktur pendukung. Sejak membangun jaringan dealer pertama, BYD telah menyiapkan fasilitas pengisian daya yang dapat digunakan masyarakat. Langkah ini mereka klaim sebagai bagian dari komitmen mempercepat adopsi kendaraan listrik di level konsumen.

"Sejak pertama kali membangun diler, kami turut menyediakan tempat stasiun pengisian saya listrik untuk masyarakat. Kami juga bekerja sama dengan PLN untuk penyediaan home charger," jelasnya.

Selain itu, BYD terus memperluas jaringan diskusi dengan berbagai lembaga pemerintah maupun otoritas terkait. Dialog ini bertujuan mempercepat penambahan titik pengisian daya agar mobil listrik semakin mudah digunakan di berbagai kota. Perluasan infrastruktur dianggap kunci untuk menjaga momentum pertumbuhan permintaan kendaraan listrik pada tahun-tahun mendatang.

"Kami juga terus melakukan dialog dan diskusi dengan instansi atau Otoritas terkait untuk memperluas charger station," tutupnya.

(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |