Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok usia di atas 60 tahun menunjukkan lonjakan optimisme ekonomi yang mencolok.
Berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) periode Oktober 2025, seluruh indeks utama pada kelompok ini mengalami kenaikan signifikan dibandingkan bulan sebelumnya.
Survei Konsumen Bank Indonesia pada Oktober 2025, yang dirilis pada Senin (10/11/2025) terlihat bahwa indeks keyakaninan konsumen (IKK) mengalami kenaikan di level 121,2 pada Oktober atau naik dibandingkan periode September yang sebesar 115,0 indeks poin.
Menurut Departemen Komunikasi BI, meningkatnya keyakinan konsumen di Oktober 2025 karena ditopang oleh peningkatan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masing-masing tercatat sebesar 109,1 dan 133,4, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 102,7 dan 127,2.
Namun yang lebih menari dari rilis kali ini yakni kenaikan signifikan bulanan pada kepercayaan dari hasil survei kelompok usia di atas 60 tahun.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) kelompok usia 60 tahun ke atas naik tajam menjadi 121,2, melesat 10,7 poin dibandingkan September yang berada di level 110,5. Kenaikan ini sejalan dengan penguatan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang naik 7,6 poin, dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang melesat 13,7 poin.
Lebih menarik lagi, peningkatan paling besar justru terjadi pada sub-indeks ekspektasi, yaitu Indeks Ekspektasi Penghasilan (IEP) yang naik 14,9 poin, Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja (IELK) naik 15,7 poin, serta Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha (IEKU) yang meningkat 10,6 poin.
Padahal, secara umum kelompok usia ini telah memasuki masa pensiun dan tidak lagi menjadi angkatan kerja utama.
Kenaikan ini bisa mengindikasikan optimisme terhadap stabilitas pendapatan pasca-pensiun, terutama di tengah inflasi yang mulai terkendali, pembayaran pensiun yang lancar, dan program bantuan sosial yang terus mengalir.
Di sisi lain, persepsi bahwa ekonomi nasional akan tetap tumbuh solid menjelang akhir tahun juga ikut memperkuat sentimen positif kalangan lansia.
Optimisme Lansia dan Kondisi Tenaga Kerja Lansia
Fenomena peningkatan keyakinan ini tidak bisa dilepaskan dari realitas demografis yang menunjukkan semakin banyaknya lansia Indonesia yang masih aktif bekerja.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah pekerja berusia 60 tahun ke atas mencapai 17,53 juta orang pada 2024, hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2014 yang hanya 9,99 juta orang.
Menariknya, sekitar 85% pekerja lansia masih berada di sektor informal, dengan sebagian besar bekerja sebagai petani, pedagang kecil, atau pekerja tidak tetap.
Kondisi ini menggambarkan bahwa di usia senja sekalipun, banyak lansia masih bergantung pada aktivitas ekonomi produktif untuk menopang kehidupan keluarga mereka.
Lebih dari separuh pekerja lansia bahkan masih menjadi kepala rumah tangga, sementara rata-rata jam kerja mereka mencapai 48 jam per minggu, lebih tinggi dari rata-rata pekerja usia muda.
Namun, sebagian besar dari mereka masih menghadapi keterbatasan kesejahteraan. Tingkat kemiskinan lansia tercatat sebesar 10,04% pada 2023, dengan pendapatan rata-rata hanya sekitar Rp1,71 juta per bulan.
Dengan realitas seperti ini, kenaikan indeks ekspektasi di kalangan lansia menjadi semakin bermakna.
Kendati banyak di antara mereka bekerja di sektor informal dan rentan secara ekonomi, hasil survei BI menunjukkan bahwa mereka tetap memiliki pandangan optimistis terhadap kondisi ekonomi ke depan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)

2 hours ago
1















































