Bicara di KSTI 2025, Peraih Nobel Fisika Brian Schmidt Dorong Indonesia Bangun Ekosistem Riset Terpadu

1 month ago 16
Pendidikan

8 Agustus 20258 Agustus 2025

Bicara di KSTI 2025, Peraih Nobel Fisika Brian Schmidt Dorong Indonesia Bangun Ekosistem Riset Terpadu Peraih Nobel Fisika 2011, Profesor Brian Schmidt

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

BANDUNG (Waspada): Peraih Nobel Fisika 2011, Profesor Brian Schmidt, mendorong Indonesia untuk membangun ekosistem sains dan teknologi yang berkelanjutan dengan menggandeng kemitraan internasional. Hal itu disampaikan saat menjadi pembicara dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 yang digelar di Sasana Budaya Ganesa, Bandung, Jumat (8/8/2025).

Menurut Vice Chancellor Australian National University ini, masa depan pertumbuhan Indonesia sangat bergantung pada kemampuan membangun ekosistem yang mampu menjembatani dunia riset dan bisnis.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Excellence first, scale second,” tegas Schmidt.
Schmidt menekankan bahwa riset adalah investasi jangka panjang yang memerlukan konsistensi lebih dari satu dekade. Ia juga menyoroti bahwa sebagian besar penemuan ilmiah memang tidak langsung berdampak pada perekonomian.

Namun jika didukung ekosistem yang tepat, penemuan bisa diubah menjadi inovasi yang mendorong kemajuan.

“Keberhasilan bukan memaksa ilmuwan untuk selalu menemukan penerapan, tetapi menciptakan kondisi yang memudahkan mereka menerjemahkan ide ketika ada peluang,” ujar Schmidt.

Ia menguraikan bahwa pilar penting dalam membangun ekosistem riset mencakup keterhubungan antara kampus, lembaga penelitian, industri, dukungan modal, insentif ekonomi, serta kebijakan pemerintah yang berpihak pada penguatan kapasitas riset nasional. Di samping itu, ia menekankan pentingnya membangun kemitraan internasional dengan negara-negara seperti Singapura dan Australia yang bisa menjadi mitra potensial bagi Indonesia.

Dalam pemaparannya, Schmidt juga menyisipkan narasi budaya dengan membagikan cerita tentang “Seven Sisters” atau gugus bintang Pleiades yang dikenal dalam berbagai budaya, termasuk di Indonesia. Ia menuturkan bagaimana kisah dan pengamatan astronomi telah membentuk peradaban manusia selama ribuan tahun.

Lebih lanjut, ia mengulas perjalanan ilmu pengetahuan, dari astronom kuno hingga penemuan modern, serta pentingnya metode ilmiah dalam membangun pengetahuan secara terus-menerus melalui observasi, prediksi, pengujian, dan koreksi.
Refleksi pribadinya pun menggugah perhatian peserta.

“Saya bukan siapa-siapa, tetapi dengan pengetahuan ini, saya bisa melakukannya,” ungkap Schmidt, yang menegaskan bahwa ilmu pengetahuan dapat membuka peluang luar biasa bagi siapa pun yang mau belajar dan berani mencoba ide-ide baru.

Semangat membangun ekosistem riset juga digaungkan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Melalui arah kebijakan Diktisaintek Berdampak, kementerian terus mengupayakan pemanfaatan sains dan teknologi lintas sektor, dengan melibatkan kampus dari seluruh penjuru Indonesia.

KSTI 2025 menjadi panggung strategis untuk menyatukan visi dan kolaborasi nasional serta internasional dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 berbasis sains, teknologi, dan inovasi.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |