Jakarta,CNBC Indonesia - Di antara bukit-bukit yang mengelilingi Mekkah, terdapat sebuah gunung yang memancarkan cahaya spiritual. Gunung ini memiliki sejarah yang mendalam.
Jabal Nur, atau "Gunung Cahaya", terletak sekitar 7 kilometer di timur laut Masjidil Haram, Jabal Nur menjulang setinggi 640 meter, menjadi saksi bisu awal mula perjalanan kenabian Nabi Muhammad SAW.
Di puncak Jabal Nur, tersembunyi sebuah gua kecil bernama Gua Hira. Gua inilah tempat Nabi Muhammad SAW sering menyendiri, merenungi kondisi masyarakatnya yang terjebak dalam kegelapan jahiliyah. Dalam keheningan gua ini, beliau mencari petunjuk dan kedamaian batin, menjauh dari hiruk-pikuk kehidupan kota Mekkah.
Pada usia 40 tahun, di dalam Gua Hira, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril. Lima ayat pertama Surat Al-Alaq diturunkan, dimulai dengan perintah "Iqra" yang berarti "Bacalah". Peristiwa monumental ini menandai dimulainya era baru dalam sejarah manusia, yaitu lahirnya Islam sebagai agama pembawa cahaya kebenaran.
Perjalanan Mendaki Jabal Nur, Napak Tilas Spiritual
Mendaki Jabal Nur bukanlah tugas yang mudah. Dengan medan yang terjal dan berbatu, pendakian memerlukan waktu antara 1 hingga 2 jam, tergantung pada kondisi fisik pendaki. Namun, setiap langkah menuju puncak adalah refleksi dari perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dalam mencari kebenaran dan pencerahan.
Setibanya di Gua Hira, para peziarah dapat merasakan aura spiritual yang kuat. Dari mulut gua, pemandangan Kota Mekkah terbentang luas, memberikan perspektif bagaimana Nabi Muhammad SAW memandang dunia dari tempat perenungannya. Meskipun gua ini sederhana dan sempit, maknanya dalam sejarah Islam sangatlah besar.
Nama "Jabal Nur" sendiri mengandung makna yang dalam. "Nur" berarti cahaya, melambangkan pencerahan yang dibawa oleh wahyu pertama kepada umat manusia. Gunung ini menjadi simbol transformasi dari kegelapan menuju cahaya, dari ketidaktahuan menuju pengetahuan, dan dari kesesatan menuju petunjuk ilahi.
Bagi umat Islam, Jabal Nur dan Gua Hira bukan sekadar situs sejarah. Mereka adalah pengingat akan pentingnya mencari ilmu, merenung, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Perjalanan Nabi Muhammad SAW ke gua ini menunjukkan bahwa dalam keheningan dan kontemplasi, seseorang dapat menemukan cahaya kebenaran yang sejati.
Mengunjungi Jabal Nur adalah kesempatan untuk merasakan sepotong perjalanan spiritual Nabi, mengingatkan kita akan pentingnya ketekunan, kesabaran, dan pencarian makna hidup yang hakiki. Di setiap langkah pendakian, tersimpan pelajaran tentang keteguhan iman dan dedikasi dalam mencari ridha Ilahi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(emb/emb)