Awal Mula India Vs Pakistan, Teryata Ada Inggris dan Palestina

15 hours ago 3

Jakarta,CNBC Indonesia - India secara resmi melancarkan serangan terhadap sembilan lokasi di Pakistan pada Rabu (7/5/2025). Serangan ini merupakan respons atas meningkatnya eskalasi setelah tewasnya 26 warga sipil di Kashmir pada 22 April lalu.

India menuduh Pakistan mendukung kelompok bersenjata yang bertanggung jawab atas pembantaian tersebut. Meski Pakistan membantah keras tuduhan itu, serangan dan saling tuduh ini semakin memperburuk hubungan kedua negara.

Sejak 78 tahun terakhir, India dan Pakistan memang kerap terlibat konflik, terutama terkait perebutan wilayah Kashmir. Kedua negara sebenarnya berasal dari satu rumpun bangsa yang sama, tetapi terpisah karena perbedaan agama. Tak heran, banyak analis menyebut konflik India-Pakistan sebagai "Perang Sebangsa Beda Agama".

Pemisahan wilayah India menjadi dua negara berdasarkan agama pada masa kemerdekaan menjadi awal mula segregasi yang memicu konflik berkepanjangan. Tak banyak yang tahu, ternyata awal mula konflik ini bukan hanya dipicu pemisahan India dan Pakistan, tetapi juga berkaitan dengan politik kolonial Inggris dan membuat Palestina disebut-sebut negara adidaya itu.

Dipisahkan Inggris usai boncos

Setelah Perang Dunia II (1939-1945), isu dekolonisasi menyebar luas di seluruh penjuru bumi. Inggris, yang dulu disebut British Raj, juga hendak memerdekakan tanah jajahannya, yakni India. Ini disebabkan karena India dianggap tak lagi menguntungkan bagi Inggris.

Memasuki pertengahan abad ke-20, India terus diguncang konflik antara tiga kepercayaan besar, yakni Hindu, Islam, dan Sikh. Seluruh konflik tersebut membuat situasi India tak lagi kondusif. Inggris mengalami kesulitan membuat situasi kembali damai. Apalagi, mengutip tulisan Lucy P. Chester dalam Borders and Conflict in South Asia (2009), kondisi internal Inggris juga sedang mengalami kekacauan. 

Perang Dunia II membuat keuangan Inggris merosot. Mengutip BBC International, utang Inggris meroket menjadi 3.500 poundsterling. Lalu anggaran Inggris juga berkurang drastis. Negara tak bisa lagi mengurusi negara jajahan, apalagi yang sering berkonflik seperti di India.

Maka, memerdekakan India dianggap sebagai langkah terbaik. Inggris, yang saat itu dipimpin oleh Partai Buruh, memang tengah mendorong dekolonisasi. Tekanan untuk segera keluar dari India juga datang dari Amerika Serikat. Pada titik inilah, Palestina ikut disebut-sebut dalam konteks pembebasan India.

Palestina menjadi bagian dari pembahasan karena AS dan Inggris ingin menenangkan negara-negara Arab dan umat Muslim. Saat itu, banyak pihak di dunia Arab khawatir AS dan Inggris hanya memberikan janji palsu soal kemerdekaan Palestina.

Agar tidak dicap bohong dan untuk menunjukkan komitmen pada proses dekolonisasi, AS dan Inggris perlu menunjukkan bukti nyata. Maka, menurut Lucy P. Chester dalam Borders and Conflict in South Asia (2009), pembebasan India dijadikan contoh keberhasilan dekolonisasi yang bisa menenangkan dunia Arab

Dari sini tak lama kemudian Inggris benar-benar memerdekakan India pada 1947. Hanya saja, tidak dalam bentuk satu negara utuh, tetapi dua, yakni India dan Pakistan. Keduanya berbeda berdasarkan agama, yakni Hindu dan Islam. Sementara Palestina yang disebut-sebut malah terombang-ambing dalam konflik berkepanjangan. 

Lantas, kenapa dipisahkan berdasarkan agama?

Menurut laporan The New York Times, pemisahan berdasarkan agama ditempuh Inggris demi tercapainya dekolonisasi lebih cepat. Kala itu, Inggris memiliki data seluruh penganut agama di India. Dari sini, diketahui peta persebaran penganut dua agama mayoritas, yakni Hindu dan Muslim.

Tak mau ribet, Inggris menjadikan peta tersebut sebagai patokan pembentukan negara. Maka, berdirilah India yang mayoritas Hindu dan Pakistan negara mayoritas Muslim berdasarkan The Indian Independence Act. 

Ketika kedua negara resmi berdiri sebagai negara berdaulat, terjadi migrasi besar-besaran para penganut agama. Pemeluk Islam di India ramai-ramai pindah ke Pakistan. Begitu juga penganut Hindu di Pakistan yang berbondong-bondong pindah ke India.

Namun, perpindahan ini tak mulus, salah satunya terjadi di Kashmir. Sejarawan Alastair Lamb dalam Kashmir: A Disputed Legacy 1846-1990 (1991) menyebut, Kashmir awalnya dikuasai oleh Kerajaan Kashmir yang dipimpin Maharaja. Ketika India dan Pakistan merdeka, mereka berebut Kashmir sebagai wilayah potensi 'harta karun'. 

Pemimpin Kashmir, Maharaja Kashmir, memutuskan bergabung ke India. Sayang, keputusan ini memicu amarah mayoritas warga Kashmir yang beragama Muslim yang ingin bergabung ke Pakistan. Dari sini, ketegangan India-Pakistan bermula dan kemudian berulangkali memicu konflik terbuka hingga tercipta 'Perang Sebangsa Beda Agama'.


(mfa/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |