AS Soroti Bea Cukai hingga Pajak RI, Sri Mulyani Buka Suara

9 hours ago 8

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati buka suara perihal negosiasi perdagangan yang dilakukan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS), setelah penetapan kebijakan tarif resiprokal oleh Presiden Donald Trump.

Terkait hal tersebut, Sri Mulyani menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia tengah mengupayakan peningkatan impor sejumlah komoditas strategis dari Amerika Serikat, termasuk minyak, gas alam cair (LNG), serta produk pertanian seperti gandum, kedelai, dan jagung. Hal tersebut disampaikan dalam wawancara bersama CNBC International, dikutip Senin (28/8/2025).

Sri Mulyani pun menegaskan hambatan perdagangan dan non-perdagangan saat ini menjadi fokus Pemerintah Indonesia. Secara berkelanjutan, Indonesia melakukan evaluasi terhadap berbagai hambatan perdagangan, baik tarif maupun non-tarif, guna menciptakan iklim perdagangan yang lebih terbuka dan efisien.

"Di sisi tarif, sebagian besar tarif Indonesia sebenarnya sangat rendah, tetapi kami akan selalu mengevaluasi dan melihat apakah ada area yang dapat kami tingkatkan di sisi tarif," kata Menkeu dalam wawancara dengan CNBC Internasional, dikutip Senin (28/4/2025).

Terkait hambatan non-tarif, Sri Mulyani mengakui Indonesia masih memiliki sejumlah mekanisme yang kerap menjadi perhatian karena dianggap mencegah perdagangan.

"Baik dalam bentuk proses administrasi, misalnya dalam proses bea cukai saat mengimpor barang, atau dalam hal penilaian, prosedur perpajakan, atau karantina untuk produk pertanian," ujar Menkeu.

Dalam kesempatan ini, Sri Mulyani juga menyoroti pentingnya produk pertanian asal Amerika Serikat yang memiliki kontribusi besar terhadap ketahanan pangan Indonesia.

"Produk seperti gandum, kedelai, dan jagung merupakan produk pertanian yang juga dikonsumsi di Indonesia secara cukup signifikan. Kita mengimpor tidak hanya dari Amerika Serikat tetapi juga dari banyak negara lain. Jadi dalam konteks itu, kita selalu dapat membahas bagaimana kita dapat mempersempit kesenjangan dan menempatkan Amerika Serikat pada posisi yang lebih baik untuk menyediakan jenis produk pertanian ini," ungkapnya.

Dalam sektor energi, dia menekankan bahwa meskipun Indonesia merupakan negara penghasil minyak dan gas, kapasitas produksinya masih belum mencukupi kebutuhan dalam negeri. Oleh karena itu, Sri Mulyani mengungkapkan Pemerintah Indonesia melihat peluang untuk meningkatkan impor energi, khususnya LNG, dari Amerika Serikat.

"Jadi ini semua adalah area di mana kita tentu dapat melakukan outsourcing minyak dan gas dari Amerika Serikat, termasuk produk Boeing dan sebagainya. Ada juga beberapa komoditas serta produk manufaktur di mana kita dapat mempersempit, mengurangi, atau bahkan menghilangkan surplus ini," tegasnya.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Indonesia Tawarkan Sejumlah Kerja Sama Demi Rayu Trump

Next Article Prabowo Teriak Soal Kebocoran Uang Negara, Sri Mulyani Lakukan Hal Ini

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |