Ahli Teliti Penguin Buang Air di Kutub, Temukan Kunci Manusia Selamat

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Kotoran penguin yang selama ini dikenal karena baunya yang menyengat, ternyata menyimpan potensi luar biasa bagi iklim di Antartika.

Temuan terbaru mengungkap bahwa limbah burung laut tersebut berperan penting dalam pembentukan awan, yang berdampak pada pendinginan suhu di wilayah kutub.

Para ilmuwan dari University of Helsinki mengamati hal ini di koloni berisi 60.000 penguin Adélie.

Saat angin berembus ke arah para peneliti, kabut mulai terbentuk dalam beberapa jam. Dengan alat yang sangat sensitif, mereka mendeteksi kadar gas amonia yang sangat tinggi, yang mendorong terbentuknya awan.

Proses ini diyakini terjadi di berbagai wilayah Antartika. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Communications Earth & Environment.

"Sangat menarik bagaimana sesuatu yang kecil dan mungkin tidak kita pikirkan ternyata bisa berdampak pada hal yang jauh lebih besar dari dirinya sendiri," kata Matthew Boyer, ilmuwan dari University of Helsinki yang ikut menulis studi ini, dikutip dari NPR, Kamis (31/7/2025).

Boyer dan timnya menganalisis atmosfer dan menemukan bahwa kadar gas amonia di sekitar koloni penguin 1.000 kali lebih tinggi dari kadar normal di udara. Di atmosfer, gas ini bercampur dengan molekul lain.

"Saat molekul-molekul ini bertabrakan, mereka saling menempel dan membentuk kelompok partikel yang kemudian tumbuh," kata Matthew Boyer, peneliti utama dalam studi ini.

"Ini mempercepat proses pembentukan partikel jauh lebih cepat dari biasanya," imbuhnya.

Partikel-partikel inilah yang menjadi benih pembentuk awan, karena mereka menarik uap air. Awan hanya bisa terbentuk bila ada partikel kecil seperti debu atau polusi. Dan awan yang terbentuk berdampak secara lokal.

"Awan penting bagi iklim karena warnanya cerah dan putih serta berada di langit," jelas Boyer. "Mereka bisa menahan radiasi matahari yang masuk dan memantulkannya kembali ke angkasa,".

Peneliti menjelaskan, di kutub saat ini sedang mengalami pemanasan lebih cepat dibandingkan wilayah lain di Bumi. Hal ini mengubah ekosistem bagi para penguin sekaligus berdampak secara global. Mencairnya gletser di Antartika menyebabkan kenaikan permukaan laut yang mengancam jutaan manusia di seluruh dunia.

Jadi, meski penguin dapat membantu memperlambat dampak perubahan iklim, mereka sendiri juga menjadi korban. Sebab, perubahan kondisi laut dapat memengaruhi krill, makanan utama para penguin.

"Jika satu spesies penguin punah, itu bisa menimbulkan efek domino di seluruh lingkungan Antartika dan berdampak pada iklim dan atmosfer dengan cara yang baru mulai kita pahami," jelasnya.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Tanda Dunia Sekarat, Gunung Berapi Meletus Bergantian

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |