10 Negara Ini Mulai Kehabisan Anak

2 days ago 10

10 Negara dengan Jumlah Anak Paling Sedikit di Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Penurunan tingkat fertilitas dan jumlah kelahiran bayi menjadi fenomena yang tengah menghantui banyak negara maju.

Banyak dari negara adidaya yang sedang dilanda krisis "aging population", ketika struktur penduduk semakin tua karena angka kelahiran rendah sedangkan harapan hidup tinggi, menyebabkan proporsi lansia jauh lebih besar dari generasi muda.

Dalam jangka panjang, angka kelahiran yang rendah bisa menjadi awal dari bencana jumlah tenaga kerja yang menyusut, perubahan permintaan konsumen, dan tekanan yang meningkat pada pemerintah untuk memenuhi sistem pensiun.

Dilansir dari Visualcapitalist, negara-negara dengan ekonomi besar di Asia Timur seperti Hong Kong, Korea Selatan, Jepang, Taiwan, dan Singapura adalah lima negara yang memiliki jumlah penduduk anak paling sedikit di dunia.

Namun, fenomena ini tidak hanya melanda negara-negara dengan ekonomi maju. Banyak negara kecil yang skala perekonomiannya tidak sebesar kelima negara tadi juga memiliki proporsi jumlah penduduk anak yang sedikit

Berikut adalah 10 negara dengan jumlah penduduk anak di bawah 18 tahun paling sedikit di dunia, berdasarkan Proyeksi Penduduk Dunia PBB tahun 2025.

Dari data terlihat, Hong Kong (12,6%), Korea Selatan (12,9%), dan Jepang (14,0%) memiliki proporsi penduduk anak-anak terendah dari populasi pada tahun 2025.

1.Hong Kong

Dengan hanya 12,6% penduduk berusia di bawah 18 tahun, Hong Kong menjadi wilayah dengan proporsi anak-anak paling sedikit di dunia. Dari total 7,4 juta penduduk, hanya sekitar 932 ribu yang berusia di bawah 18 tahun. Biaya hidup yang tinggi, keterbatasan ruang, dan tekanan pekerjaan bisa menjadi penyebab utama krisis kelahiran ini.

2. Korea Selatan

Sebanyak 12,9% dari total 51,7 juta penduduk Korea Selatan merupakan anak-anak, atau sekitar 6,7 juta jiwa. Di Korea Selatan, tingkat fertilitas turun menjadi 0,72.

Angka ini merupakan tingkat fertilitas terendah di dunia pada tahun 2023. Akibatnya, pemerintah terus meningkatkan insentif tunai dan subsidi perawatan anak bagi orang yang bersedia untuk memiliki anak untuk membantu orang dewasa menanggung biaya yang terbilang mahal ketika memutuskan untuk memiliki anak.

4. Jepang

Meskipun Jepang masih memiliki 17,2 juta anak-anak, proporsinya hanya 14,0% dari total 123,1 juta penduduk.

Jepang adalah contoh klasik dari super-aged society, di mana jumlah penduduk lansia terus meningkat sementara kelahiran terus merosot, menciptakan tekanan besar pada ekonomi negara.

5. Taiwan

Dengan jumlah 3,2 juta anak-anak dari total 23,1 juta penduduk, Taiwan mencatat persentase serupa dengan Jepang, yaitu 14%. Pemerintahnya terus berupaya mendorong kelahiran lewat insentif keuangan dan kebijakan ramah keluarga, namun sayang masih belum dirasakan adanya perubahan yang signifikan.

6. Singapura

Dari 5,9 juta penduduk Singapura, hanya 844 ribu atau 14,4% yang berusia di bawah 18 tahun. Serupa dengan negara maju Asia lainnya, rendahnya angka kelahiran di negara ini dipengaruhi oleh gaya hidup urban, biaya pengasuhan anak, dan tekanan karier di kalangan muda.

6. Andorra

Negara kecil di Pegunungan Pyrenees ini hanya memiliki populasi anak sebanyak 12 ribu, atau 14,5% dari 83 ribu total penduduknya. Dengan populasi kecil yang mayoritas tersusun oleh lansia, Andorra merupakan contoh bahwa negara kecil juga tak luput dari tren penuaan demografi.

7. Puerto Riko

Pulau ini hanya memiliki 469 ribu anak-anak dari 3,2 juta penduduk, atau sekitar 14,5%. Puerto Riko mengalami eksodus besar-besaran anak muda ke daratan Amerika Serikat, memperparah penurunan populasi usia produktif dan mempercepat penuaan penduduk.

8. Italia

Laju kelahiran yang rendah di Italia berlangsung sejak tahun 1990-an, dan kegiatan migrasi hanya mampu mengimbangi sebagian kecil penuaan populasi. Usia median Italia diperkirakan mencapai 50 pada tahun 2030, yang mempersulit pendanaan sistem pensiun di negara ini.

9.San Marino

Meskipun angka terbilang kecil, proporsi ini menunjukkan San Marino mengikuti pola penuaan populasi yang serupa dengan banyak negara maju di Eropa. Lebih mengkhawatirkannya, mereka tidak memiliki skala pasar tenaga kerja yang cukup untuk mendatangkan pekerja dari luar negeri dengan mudah.

10. Malta

Sebagai negara kepulauan kecil di Laut Mediterania, Malta juga mengalami penurunan jumlah penduduk muda secara signifikan. Dengan proporsi anak-anak di bawah 18 tahun yang diperkirakan di bawah 15%, Malta menghadapi tantangan seperti angka kelahiran rendah, usia menikah yang makin tua, dan urbanisasi cepat.

Menariknya, tidak ada negara daratan dari Afrika, Asia Selatan, atau Amerika Latin yang muncul dalam peringkat ini.

Negara seperti Nigeria, India, dan Brasil memiliki populasi yang jauh lebih muda. Lebih dari setengah penduduk Nigeria berusia di bawah 18 tahun. Ledakan jumlah populasi muda dapat menjadi bonus demografi jika diselaraskan dengan penyediaan akses pendidikan dan lapangan kerja yang memadai.

Indonesia juga termasuk dari negara yang memiliki potensi besar jika bisa memanfaatkan bonus demografi yang sedang berlangsung.

Indonesia masih berada dalam fase bonus demografi, dengan proporsi penduduk muda yang relatif tinggi. Menurut proyeksi PBB pada 2025, sekitar 30-33% penduduk Indonesia adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun, atau sekitar lebih dari 90 juta jiwa dari total penduduk.

Struktur demografi Indonesia masih didominasi usia produktif, yang merupakan peluang emas untuk pertumbuhan ekonomi.

Sebaliknya, negara yang mengalami penuaan bisa jadi akan bergantung pada imigrasi penduduk dari negara lain untuk mempertahankan pertumbuhan.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |