Warga Aceh Diharapkan Tak Terprovokasi Politik, Fokus Pemulihan Pascabencana

4 hours ago 1
AcehHeadlines

27 Desember 202527 Desember 2025

Warga Aceh Diharapkan Tak Terprovokasi Politik, Fokus Pemulihan Pascabencana Dr. Wiratmadinata, S.H., M.H.  

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

Akademisi menyatakan kelompok tertentu memanfaatkan kerawanan psikologis korban setelah kericuhan antara TNI dan pendemo bulan bintang 25 Desember lalu

MEDAN (Waspada.id): Warga Aceh yang sedang menderita akibat banjir dan tanah longsor disarankan tetap waspada agar tidak terprovokasi masuk ke urusan politik, dan fokus pada upaya pemulihan bersama.

Pesan ini disampaikan Dr. Wiratmadinata, S.H., M.H., akademisi sekaligus mantan Sekjen Forum LSM Aceh dan mantan Ketua Koalisi NGO-HAM Aceh dalam siaran persnya yang diterima Waspada.id, Sabtu (27/12/25).

“Saat ini sedang ada usaha dari kelompok tertentu yang ingin memanfaatkan kerawanan psikologis warga korban bencana. Tujuannya untuk menggeser isu sosial ini menjadi isu politik, agar terkesan orang Aceh mau kembali memberontak gara-gara pemerintah tidak mau menjadikannya status Bencana Nasional,” ujarnya, merujuk pada kericuhan antara TNI dan warga pendemo yang membawa bendera “bulan bintang” (simbol GAM) di Aceh Utara pada 25 Desember yang menyebabkan beberapa warga terluka.

Menurut Wiratmadinata, kejadian itu seharusnya bisa diantisipasi oleh kalangan intelijen. “Ini jelas kebobolan. Masak ada pergerakan massa dengan kendaraan begitu tidak segera diantisipasi,” katanya, menambahkan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Aceh seharusnya memberikan laporan dini kepada Gubernur Muzakir Manaf agar bisa melakukan antisipasi bersama Forkopimda.

Dia menyatakan kelompok tersebut ingin membangkitkan sentimen perlawanan masa lalu memanfaatkan belum maksimalnya penanganan korban di daerah terdampak seperti Pidie Jaya, Aceh Tamiang, dan Dataran Tinggi Gayo.

“Seharusnya Kesbangpol berkampanye agar warga fokus bantu korban dan menolak ajakan berbau politik seperti demo dengan bendera yang dilarang. Ini sensitif dan rawan provokasi kekerasan,” ungkapnya.

Wiratmadinata juga menyarankan pihak keamanan melakukan penanganan terukur dan tidak bertindak berlebihan saat menghadapi unjuk rasa. “Membawa bendera GAM sensitif, apalagi berhadapan dengan tentara yang memiliki ingatan buruk terhadap simbol itu,” katanya.

Meskipun mengakui perasaan sedih, kecewa, dan marah warga yang bahkan kehilangan rumah sampai satu bulan pascabencana, dia mengingatkan agar jangan memperburuk keadaan. “Yang akan ambil untung nantinya para provokator, baik di elit politik maupun di lapangan,” pungkasnya.(id03)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |