Viral! Penampakan Kayu Gelondongan Raksasa usai Banjir-Longsor Sumatra

1 hour ago 1
Warga desa menebang kayu-kayu yang hanyut oleh banjir bandang, berniat menggunakannya sebagai material untuk membangun kembali rumah mereka yang rusak di Garoga, Provinsi Sumatera Utara, Kamis (4/12/2025). (YT HARIONO / AFP)

Warga desa memotong kayu-kayu yang hanyut akibat banjir bandang di Garoga, Provinsi Sumatra Utara, Kamis (4/12/2025). Gelondongan kayu tersebut berniat dimafaatkan oleh warga setempat sebagai material untuk membangun kembali rumah mereka yang rusak. (YT HARIONO / AFP)

Warga desa menebang kayu-kayu yang hanyut oleh banjir bandang, berniat menggunakannya sebagai material untuk membangun kembali rumah mereka yang rusak di Garoga, Provinsi Sumatera Utara, Kamis (4/12/2025). (YT HARIONO / AFP)

Pemandangan tumpukan kayu dalam banjir dahsyat di Sumatra menjadi sorotan The New York Times, media asing yang berbasis di Amerika Serikat (AS). Analisis media tersebut menyatakan pemandangan tak biasa ini menjadi pertanda bahwa deforestasi memperparah kerusakan yang ditimbulkan oleh siklon. (YT HARIONO / AFP)

Warga desa menebang kayu-kayu yang hanyut oleh banjir bandang, berniat menggunakannya sebagai material untuk membangun kembali rumah mereka yang rusak di Garoga, Provinsi Sumatera Utara, Kamis (4/12/2025). (YT HARIONO / AFP)

Meski begitu, asal muasal tumpukan kayu gelondongan yang terbawa arus banjir bandang di wilayah Pulau Sumatera hingga kini masih menjadi misteri. Kapolri Jendera Listyo Sigit Prabowo akan mengusut sumber kayu gelondongan yang disebut menjadi penyebab banjir dan longsor di Sumatra dan akan bekerja sama dengan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni untuk mencari tahu siapa saja yang terlibat dalam pembabatan kayu. (REUTERS/Willy Kurniawan)

Warga desa menebang kayu-kayu yang hanyut oleh banjir bandang, berniat menggunakannya sebagai material untuk membangun kembali rumah mereka yang rusak di Garoga, Provinsi Sumatera Utara, Kamis (4/12/2025). (YT HARIONO / AFP)

Pemerintah mulai mengerucutkan dugaan pelanggaran hukum di balik rangkaian bencana banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra. Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengungkap ada belasan perusahaan yang terindikasi turut berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan di kawasan terdampak. Proses penegakan hukum kini tengah berjalan melalui Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Kehutanan. (YT HARIONO / AFP)

Warga desa menebang kayu-kayu yang hanyut oleh banjir bandang, berniat menggunakannya sebagai material untuk membangun kembali rumah mereka yang rusak di Garoga, Provinsi Sumatera Utara, Kamis (4/12/2025). (YT HARIONO / AFP)

"Gakum Kehutanan sedang melakukan inventarisasi subjek hukum yang terindikasi berkontribusi terhadap terjadinya bencana banjir longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar. Gakkum Kehutanan sementara telah menemukan indikasi pelanggaran di 12 lokasi subjek hukum, 12 perusahaan di Sumatra Utara," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Kamis (4/12). (REUTERS/Willy Kurniawan)

Warga desa menebang kayu-kayu yang hanyut oleh banjir bandang, berniat menggunakannya sebagai material untuk membangun kembali rumah mereka yang rusak di Garoga, Provinsi Sumatera Utara, Kamis (4/12/2025). (YT HARIONO / AFP)

Adapun langkah penindakan tidak akan berhenti pada tahap inventarisasi semata. Aparat penegak hukum Kemenhut disebut sudah bergerak langsung di lapangan untuk mendalami dugaan pelanggaran tersebut. Hasilnya akan segera disampaikan secara terbuka kepada publik setelah proses awal rampung (REUTERS/Willy Kurniawan)

Warga desa menebang kayu-kayu yang hanyut oleh banjir bandang, berniat menggunakannya sebagai material untuk membangun kembali rumah mereka yang rusak di Garoga, Provinsi Sumatera Utara, Kamis (4/12/2025). (YT HARIONO / AFP)

Sementara, berdasarkan konferensi pers BNPB, Kamis (4/12/2025) pukul 16:00 WIB, terkonfirmasi jumlah korban meninggal bertambah menjadi 836 orang. "Saya laporkan bahwa hingga sore ini, sekitar pukul 16:00 WIB, untuk jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 836 jiwa," kata Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, dalam konferensi pers, Kamis (4/12/2025). (REUTERS/Willy Kurniawan)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |