Update 'Neraka' Eropa, Sekolah Ditutup Darurat-Kebakaran Menggila

2 days ago 12

Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang panas ekstrem yang menyapu Eropa memaksa beberapa negara mengambil keputusan darurat. Prancis, misalnya, menutup hampir 2.000 sekolah, Italia melarang kerja luar ruangan, dan Turki berjibaku memadamkan kebakaran hutan.

Melansir Reuters, beberapa negara Eropa seperti Italia, Prancis, dan Spanyol menghadapi suhu yang melonjak hingga 40° Celcius, sementara Turki dilanda kebakaran hutan besar-besaran yang memaksa evakuasi puluhan ribu orang.

"Yang luar biasa dari gelombang panas ini adalah waktunya, biasanya fenomena seperti ini terjadi di akhir musim panas, bukan awal," kata Clare Nullis, juru bicara Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), Selasa (1/7/2025).

Para ahli menyebut ini sebagai anomali cuaca "luar biasa" karena terjadi jauh lebih awal dari biasanya dan menimbulkan dampak serius pada kesehatan, pekerjaan, dan infrastruktur.

Di Italia, seorang pekerja konstruksi di dekat Bologna meninggal pada Senin yang diduga terkait suhu tinggi. Beberapa wilayah di Italia kini melarang aktivitas luar ruangan pada siang hari dan mengeluarkan peringatan merah untuk 17 kota besar, termasuk Roma dan Milan. Di Sisilia, seorang wanita dengan penyakit jantung tewas saat berjalan di tengah terik matahari.

Otoritas Spanyol juga tengah menyelidiki kematian seorang penyapu jalan di Barcelona, yang diduga akibat panas berlebih. Di Malaga, Palang Merah mendirikan "tempat perlindungan iklim" ber-AC bagi warga rentan.

Tak hanya itu, pemadaman listrik juga dilaporkan terjadi di pusat kota Florence dan Bergamo, akibat lonjakan penggunaan AC. Di Prancis, jumlah sekolah yang ditutup meningkat tajam dari 200 menjadi hampir 1.900. Layanan kereta Paris-Milan terganggu karena tanah longsor di Pegunungan Alpen, dan lantai atas Menara Eiffel pun ditutup demi keselamatan pengunjung.

Di sisi lain, suhu Laut Mediterania kini menyentuh rekor 30° Celcius, enam derajat di atas rata-rata musiman. "Kondisi laut yang panas akan memperparah suhu di daratan," ujar Nullis. Di Spanyol, suhu rata-rata Juni tercatat 23,6° Celcius, bulan Juni terpanas yang pernah tercatat. Inggris juga mengalami Juni terpanas sejak 1884.

Para ilmuwan menyebut gelombang panas ini sebagai dampak langsung krisis iklim yang diperparah oleh emisi gas rumah kaca dan deforestasi. "Kita terus mendengar soal perubahan iklim. Sekarang, saya rasa kita benar-benar merasakannya," kata Omar Bah, seorang warga London yang bekerja di perusahaan penyewaan, saat suhu di kota itu menyentuh 32°Celcius.

Laporan dari Layanan Perubahan Iklim Copernicus menyebut bahwa Eropa kini memanas dua kali lebih cepat dari rata-rata global, menjadikannya benua yang paling terdampak perubahan iklim.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Waspada 'Neraka Bocor' Hantam Jepang, Korban Tewas Mulai Berjatuhan

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |