Trump Tebar Ancaman Perang Tarif, Harga Minyak Tak Bergeming

2 weeks ago 9

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah bertahan stabil setelah mencatat lonjakan terbesar dalam lebih dari enam minggu. Investor masih mencerna dampak dari ancaman tarif baru Amerika Serikat terhadap impor dari Kanada dan Meksiko yang akan mulai berlaku pada 4 Maret 2025.

West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di kisaran US$70 per barel setelah melonjak lebih dari 2% pada Kamis, sementara Brent ditutup sedikit di atas US$74 per barel. Presiden Donald Trump menegaskan rencana pengenaan bea masuk baru, termasuk kemungkinan tarif 10% untuk produk energi asal Kanada. Kebijakan ini berpotensi meningkatkan biaya minyak mentah, meskipun tarif yang lebih tinggi untuk barang lain juga dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menekan permintaan minyak.

Secara bulanan, minyak mentah masih berada di jalur pelemahan akibat data ekonomi yang mengecewakan dan meningkatnya kekhawatiran terhadap pertumbuhan global. Selain itu, Trump juga meningkatkan tarif terhadap China, importir minyak terbesar di dunia. Dari sisi pasokan, ekspor minyak melalui pipa dari wilayah semi-otonom Kurdistan di Irak kemungkinan akan dimulai kembali, meskipun OPEC+ diperkirakan akan menunda rencana peningkatan produksi.

Sementara itu, terkait konflik Ukraina, Trump menyatakan bahwa negosiasi untuk mencapai kesepakatan perang sudah berada pada tahap yang sangat maju, meski belum ada hasil final. Ia juga menambahkan bahwa AS akan menjadi mitra utama dalam pengembangan sektor ekstraksi komoditas Ukraina, termasuk minyak, gas, mineral, dan logam tanah jarang.

CNBC Indonesia 


(emb/emb)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Dukung Program Prabowo, Bank Sumut Incar Kredit Rumah Naik 10%

Next Article Pertemuan Raja-Raja Minyak 'OPEC+' Ditunda 5 Desember

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |