Trump Buka Perang Baru, AS Serang Kapal di Negara Ini-6 Orang Tewas

7 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Militer Amerika Serikat kembali melancarkan serangan mematikan terhadap sebuah kapal yang diduga membawa narkoba di lepas pantai Venezuela, menewaskan enam orang di dalamnya. Presiden Donald Trump mengumumkan operasi itu pada Selasa (14/10/2025), menyebut kapal tersebut terkait dengan "organisasi teroris yang telah ditetapkan," meskipun tanpa memberikan bukti konkret atau menyebutkan nama kelompok yang dimaksud.

"Intelijen memastikan kapal tersebut tengah menyelundupkan narkotika, berhubungan dengan jaringan narkoterorisme, dan melintas di jalur yang diketahui digunakan oleh organisasi perdagangan narkoba," tulis Trump di platform Truth Social miliknya.

"Serangan dilakukan di perairan internasional, dan enam laki-laki yang merupakan narco-teroris di atas kapal tewas dalam serangan itu. Tidak ada pasukan AS yang terluka."

Trump juga mengunggah video tak terklasifikasi yang memperlihatkan momen serangan tersebut, yang menjadi operasi kelima sejak awal tahun ini. Pentagon sebelumnya telah mengumumkan serangan serupa pada awal Oktober, menandakan adanya pola operasi militer terencana terhadap kapal-kapal yang diduga terlibat dalam perdagangan narkoba lintas negara.

Serangan terbaru ini diperkirakan akan semakin memperburuk hubungan Washington dan Caracas. Presiden Venezuela Nicolas Maduro baru-baru ini memperingatkan bahwa negaranya sedang menyiapkan langkah-langkah darurat untuk menghadapi kemungkinan serangan langsung oleh militer AS.

Ia bahkan menyebut akan memberlakukan "keadaan darurat nasional" jika ancaman itu berlanjut.

Selain risiko geopolitik, langkah Trump juga menimbulkan perdebatan hukum serius mengenai keabsahan serangan tersebut. Banyak pihak mempertanyakan dasar hukum bagi AS untuk menargetkan kapal sipil di perairan internasional tanpa adanya ancaman langsung.

Pemerintahan Trump membela kebijakan itu dengan mengirim surat resmi kepada Kongres. Dalam surat tersebut, Pentagon menegaskan bahwa Presiden telah menentukan AS "berada dalam konflik bersenjata" dengan kartel narkoba yang telah ditetapkan sebagai organisasi teroris. Karena itu, para penyelundup dianggap sebagai "kombatan ilegal" yang bisa menjadi sasaran serangan militer.

Namun, sejumlah pihak di dalam Partai Republik sendiri mengungkapkan kekhawatiran. Laporan CNN sebelumnya menyebutkan bahwa salah satu kapal yang diserang militer AS sempat berbalik arah sebelum dihantam rudal, menandakan bahwa kapal itu tidak menimbulkan ancaman langsung bagi AS maupun pasukan Amerika.

Senator Partai Republik Rand Paul menjadi salah satu suara paling keras yang menentang langkah Trump. Awal bulan ini, ia mengumumkan dukungannya terhadap resolusi War Powers yang bertujuan membatasi kewenangan presiden untuk secara sepihak melancarkan serangan militer semacam itu.

"Menenggelamkan kapal tanpa proses hukum dapat memicu eskalasi yang tak diinginkan dan membuka jalan bagi upaya perubahan rezim, pendekatan yang sejarah telah berulang kali buktikan gagal," kata Paul dalam unggahan di platform X.

"Itulah sebabnya saya ikut mensponsori resolusi War Powers untuk menghentikan praktik ini. Kongres harus menegaskan kembali otoritasnya."

Paul juga sempat menegur Wakil Presiden JD Vance bulan lalu setelah Vance memuji salah satu serangan udara serupa yang dilakukan AS.

"Apa yang lebih hina dan tidak berpikir panjang daripada memuliakan tindakan membunuh seseorang tanpa pengadilan," tulis Paul menanggapi komentar Vance.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Buka Perang Baru, Serang Kapal Negara Ini-11 Warga Sipil Tewas

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |