Titah Prabowo, Menhub Minta KAI Kebut Ganti Kereta KRL Jabodetabek

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memastikan pengadaan 30 rangkaian KRL baru untuk wilayah Jabodetabek akan dipercepat. Langkah ini diambil untuk mengurangi kepadatan penumpang, khususnya pada jam sibuk.

Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui anggaran sebesar Rp 5 triliun untuk merealisasikan penambahan armada tersebut dengan target rampung dalam waktu satu tahun.

Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengatakan telah berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) agar pengadaan KRL bisa segera dieksekusi. Pengadaan akan dilakukan melalui kombinasi produksi dalam negeri oleh PT Industri Kereta Api (INKA) dan impor dari luar negeri.

"Kalau dilihat dari kemarin KAI membagi ada yang dipesan dari INKA dan juga ada yang dipesan dari luar. Karena mungkin dilihat dari kapasitas produksi yang bisa dilakukan oleh INKA," kata Dudy dikutip Senin (8/12/25).

Pembagian sumber pengadaan tersebut dilakukan semata-mata agar target satu tahun yang diberikan Presiden bisa terpenuhi. Pemerintah ingin masyarakat segera mendapatkan layanan KRL dengan armada yang lebih baru dan kapasitas angkut yang lebih besar.

"Harapan kita supaya cepat sehingga masyarakat bisa mendapatkan kereta yang baru. Jadi kami mendorong agar PT KAI dapat segera merealisasikan kereta-kereta yang baru untuk mengganti kereta-kereta yang sudah yang lama. Target Presiden 1 tahun," tegasnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto juga telah menegaskan komitmennya terhadap penambahan armada KRL demi kepentingan masyarakat luas.

"Rp5 triliun saya setujui. Kalau untuk rakyat banyak, saya tidak ragu-ragu.Uangnya kita hemat demi kepentingan rakyat," ujarPrabowo usai meninjau Stasiun Manggarai dan meresmikan Stasiun Tanah Abang, Selasa (4/11/2025). 

Sebagai informasi, sepanjang 2025 KAI Commuter telah mengoperasikan 11 rangkaian KRL baru buatan China dengan nilai investasi sekitar Rp 2,88 triliun.

Selain itu, KAI juga telah memesan 12 rangkaian KRL dari INKA, dengan empat di antaranya sudah memasuki tahap uji teknis dan ditargetkan mulai beroperasi pada pertengahan 2026, di luar tambahan 30 rangkaian baru yang saat ini tengah diproses.

Percepatan pengadaan armada ini diharapkan menjadi solusi jangka menengah untuk menekan kepadatan penumpang dan meningkatkan kenyamanan layanan transportasi massal di Jabodetabek.

(dce)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |