Terungkap, Ramai Gen Z Ingin Bitcoin Cs Sebagai Hadiah di Pohon Natal

1 hour ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Laporan baru menunjukkan bahwa generasi muda Amerika masih antusias dengan mata uang kripto. Bahkan dalam survei terbaru Visa Inc, sebanyak 45% Gen Z mengatakan mereka akan sangat senang jika menerima mata uang kripto sebagai hadiah Natal tahun ini.

Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok orang dewasa yang lebih luas, yang hanya 28%. Kehancuran pasar kripto senilai triliunan dolar baru-baru ini, level terendah sejak April, tak memengaruhi pilihan mereka.

"Antusiasme terhadap aset digital mungkin akan bertahan dan memungkinkan kripto untuk terus berkembang menjadi kelas aset arus utama yang digunakan oleh berbagai sektor, mulai dari konsumen sehari-hari hingga lembaga keuangan besar," tulis Visa, dikutip Senin (8/12/2025).

Sebenarnya, laporan Visa ini menugaskan lembaga survei Morning Consult untuk mensurvei 1.000 orang dewasa antara 14 dan 16 Oktober. Ini tepat ketika Bitcoin berada di tahap awal kemerosotan yang mengguncang pasar dan telah menyebar ke mata uang digital lainnya.

Perlu diketahui, Bitcoin anjlok dari hampir US$125.000 pada awal Oktober menjadi di bawah US$82.000 pada 21 November. Sementara Ethereum telah kehilangan sekitar sepertiga nilainya dan XRP telah turun hampir 30% dari puncaknya di bulan Oktober.

Laporan itu juga mengungkap bahwa Gen Z juga memimpin dalam bentuk perilaku konsumen "digital-first" lainnya. Selain mengharapkan kripto sebagai hadiah Natal, mereka juga cenderung menggunakan uang digital itu untuk membeli tiket liburan.

Ada sekitar 44% Gen Z yang disurvei menyebut akan melakukan itu. Mereka mengatakan mereka akan berbelanja menggunakan mata uang kripto.

"Dari penemuan... mata uang kripto sebagai pilihan hadiah yang sah, kita melihat Gen Z dan milenial muda memimpin perubahan mendasar dalam perdagangan," kata Wakil Presiden Consumer Insights di Visa, Bruce Cundiff.

Sementara itu, ahli strategi investasi Lyn Alden, memberi warning soal volatilitas kripto baru-baru ini. Ia mengatakan ini adalah koreksi ke-17 Bitcoin.

"Namun, Bitcoin secara historis telah mencapai puncaknya dalam siklus empat tahun, dengan puncak utama sebelumnya terjadi pada Q4 2013, Q4 2017, dan Q4 2021," tambahnya.

"Oleh karena itu, banyak orang khawatir bahwa Q4 2025 mungkin juga merupakan puncak utama, dan telah menjual koin mereka untuk mengantisipasinya," ujarnya lagi.

Bitcoin sendiri telah mengalami pemulihan moderat dalam beberapa hari terakhir, melonjak lebih dari 10% dari level terendahnya di bulan November. Namun, rebound yang lebih berkelanjutan akan dibutuhkan agar mata uang ini dapat kembali ke (dan akhirnya melampaui) rekor tertingginya.

"Para penggemar Bitcoin akan berhati-hati terhadap reli mata uang kripto ini, setelah melihat begitu banyak harapan palsu dalam beberapa bulan terakhir," kata kepala analis pasar di platform investasi dan perdagangan IG, Chris Beauchamp, dalam komentar yang dibagikan kepada Newsweek.

(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |