Tersengat Buyback! Saham BRI-BNI-Mandiri Bangkit Topang IHSG

1 week ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat lebih dari 2% terdorong saham-saham perbankan besar yang kompak bangkit.

CNBC Indonesia memantau pasa perdagangan Rabu hari ini (5/3/2025) sampai pukul 10.21 WIB, IHSG sudah menguat 2,84% atau 180,9 poin sejak pembukaan menjadi 6.561,31.

Kebangkitan IHSG utamanya didorong oleh saham-saham perbankan big caps yang kompak hijau, teruama bank himbara.

Sebut saja, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang terbang lebih dari 5% berhasil menjadi penopang paling besar untuk IHSG sebanyak 30,73 poin.

Diikuti saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berada di urutan kedua 16,53 poin dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) di peringkat 6 dengan dukungan sebanyak 10,61 poin.

Jika digabung dari tiga bank itu menjadi penopang utama indeks hari ini mencapai 57,87 poin, setara sepertiga dari penguatan IHSG sejak pembukaan.

Berikut rincian 10 saham yang jadi penggerak IHSG hari ini :

Berbicara soal big banks di RI, salah satu pemicu penguatan ada prospek buyback yang sudah mulai digulirkan.

BBRI salah satunya yang sudah mulai buyback saham-nya dengan modal yang disiapkan mencapai Rp3 triliun.

Bank pelat merah yang fokus di holding ultra mikro itu telah melaksanakan Buyback dalam rangka program kepemilikan saham pekerja, dan/atau Direksi dan Dewan Komisaris sejak tahun 2015.

Program tersebut merupakan bagian dari upaya Perseroan untuk mendorong engagement pekerja terhadap keberlanjutan peningkatan kinerja Perusahaan dalam jangka panjang.

Berdasarkan sumber dana yang digunakan, maka aset dan ekuitas diperkirakan akan menurun sebesar- besarnya sejumlah perkiraan nilai buyback ditambah Perkiraan biaya buyback. Pelaksanaan buyback 2025 tidak menyebabkan kekayaan bersih perseroan menjadi lebih kecil dari jumlah modal yang ditempatkan, ditambah cadangan wajib yang telah disisihkan.

Selain bank BRI, bank himbara lain juga tak kalah mau buyback yaitu Bank BNI.

BBNI berencana melakukan pembelian kembali saham atau buyback sebanyak-banyaknya sebesar Rp905 miliar atau 10% dari total modal disetor.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan meskipun dalam sepuluh bulan pertama tahun 2024 bank pelat merah itu berkinerja baik secara tahunan (yoy), saham BBNI terus mengalami tekanan pada akhir tahun lalu. Terutama dengan adanya sentimen negatif pasca hasil pemilu di Amerika pada bulan November 2024, yang memberikan tekanan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Tekanan pada saham BBNI juga mulai terasa sebagai dampak concern investor atas kondisi ketidakstabilan geopolitik dan kondisi makro ekonomi Indonesia seputar kondisi likuiditas dan pelemahan kurs," terang Okki dalam keterbukaan informasi yang dikutip Rabu (5/2/2025).

Bank Mandiri juga rencana melakukan pembelian kembali saham (buyback) perusahaan senilai RP 1,17 triliun. Namun, aksi korporasi tersebut masih akan menunggu keputusan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mendatang.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen perusahaan mengungkapkan Bank Mandiri memiliki rencana untuk melakukan Buyback Perseroan yang telah dikeluarkan dan tercatat di BEI beserta rencana pengalihan saham hasil Buyback sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29 Tahun 2023.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |