Tangisan di Gaza, Bursa Israel Malah Tertawa

6 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Israel atau yang dikenal dengan Tel Aviv Stock Exchange (TASE) baru saja mencetak rekor tertinggi di level 6.747 pada 1 Juli 2025. Kenaikan ini menjadi yang terbesar di antara negara-negara kawasan Timur Tengah sejak pecahnya perang antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.

Meski dibayangi tekanan geopolitik dan ketegangan internasional, perekonomian Israel dinilai tetap tangguh. Hal ini ditopang oleh masuknya aliran investasi asing yang terus berlanjut meski dalam situasi perang. Bahkan selama konflik bersenjata selama 12 hari dengan Iran, kepercayaan investor terhadap kekuatan ekonomi Israel masih tetap tinggi.

Setelah serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023, pasar saham Israel sempat anjlok. Sehari setelah deklarasi perang terhadap Hamas, TASE jatuh sekitar 8% dalam satu hari dan tercatat mengalami koreksi sebesar 23% sepanjang bulan Oktober 2023. Indeks menyentuh titik terendahnya di level 1.669 pada 26 Oktober 2023.

Namun sejak titik terendah itu, Tel Aviv Stock Exchange menunjukkan pemulihan luar biasa. Dengan level tertiingg di 6.747, indeks TASE telah mencatat apresiasi sebesar 304,25% dari posisi terendahnya pada 2023. Kinerja ini menjadi yang paling impresif di kawasan selama periode konflik yang masih berlangsung hingga kini.

Kenaikan ini terjadi di saat Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Israel di kuartal IV 2023 turun hampir 20%, menyusul kontraksi yang terjadi dalam konsumsi domestik dan investasi swasta yang di picu oleh perang.

Meskipun dalam setahun penuh, PDB nya masih bertumbuh 2% dan di 2024 kembali tumbuh walaupun turun hanya tumbuh 1%, yang didorong oleh belanja pemerintah Israel. Sementara itu, Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) memperkirakan ekonomi Israel akan mengalami pertumbuhan sekitar 4,9% di 2026.

Kenaikan Jumlah Investor Baru

Kenaikan indeks pasar saham Israel ini didukung oleh kenaikan jumlah investor saham . melansir dari CNBC International, Pada 2024 saja, ada kenaikan sekitar 161.000 investor baru, angka ini menandakan kenaikan tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Laporan terbaru menambahkan pada semester pertama 2025 ini terjadi penambahan sebanyak 87.000 investor baru

Hadar Romano, Kepala Divisi Data di Bursa Efek Tel Aviv (TASE), menyatakan dalam laporannya bahwa, Tahun 2023 ditandai dengan ketidakpastian yang cukup besar, namun tren mulai berbalik pada 2024.

Masyarakat mulai kembali aktif di pasar modal, membuka rekening perdagangan baru, dan memanfaatkan rendahnya valuasi indeks TASE untuk masuk ke pasar domestik. Hal ini turut mendorong lonjakan volume transaksi yang tinggi.

Investor Global Makin Percaya, Pasar Israel Bersinar di Tengah Konflik

Meski berada di tengah konflik yang berkepanjangan, kepercayaan investor global terhadap ekonomi Israel justru menguat. CEO Startup Nation Central, Avi Hasson, menyebutkan bahwa sejumlah faktor mendasari optimisme tersebut, termasuk keberhasilan Israel melemahkan kemampuan lawan-lawannya dalam 22 bulan terakhir.

"Akibat perkembangan yang terjadi selama hampir dua tahun ini, para investor global kini melihat Timur Tengah terutama Israel sebagai kawasan dengan risiko keamanan dan ekonomi yang justru menurun," ujar Hasson dikutip dari CNBC International.

Israel disebut berhasil melemahkan kemampuan kelompok Hizbullah di Lebanon dan memberikan pukulan signifikan terhadap Iran dalam konflik bulan Juni 2025 dengan bantuan Amerika Serikat.

Menurut Hasson, ketika investor menilai fundamental ekonomi Israel khususnya sektor teknologi, mereka melihat potensi besar dalam dinamisme, kapasitas inovasi, dan pertumbuhan perusahaan baru di masa depan.

Sektor teknologi memang menjadi tulang punggung ekonomi Israel. Produk dan layanan berbasis teknologi menyumbang sekitar 20% terhadap PDB dan 56% dari ekspor internasional negara tersebut. Keberhasilan ini juga ditopang oleh kebijakan pemerintah yang agresif dalam investasi riset dan pengembangan (R&D).

Selain itu, sektor pertahanan Israel juga menarik perhatian internasional, bahkan dari negara-negara Arab. Salah satu buktinya adalah kehadiran besar perusahaan pertahanan Israel dalam pameran IDEX di Abu Dhabi pada Februari 2025.

Masuknya investasi asing turut memperkuat pasar saham dan sektor properti Israel. Pada Mei 2025 saja, investor asing membeli saham di Bursa Efek Tel Aviv (TASE) senilai sekitar US$743 juta atau setara Rp12,09 triliun (kurs Rp16.285/US$). Sejak awal tahun, total akuisisi asing mencapai sekitar US$2,7 miliar setara dengan Rp43,97 triliun, menurut laporan Ynet dikutip dari CNBC International.

Sementara itu, nilai tukar shekel Israel tercatat menguat hampir 7% terhadap dolar AS pasca konflik Israel-Iran. S&P Global Market Intelligence memperkirakan inflasi Israel akan kembali ke dalam target Bank Sentral pada kuartal III-2025, membuka ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter ke depan.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

[email protected]

(evw/evw)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |