Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas warga Amerika Serikat (AS) mendukung langkah Washington untuk mengakui negara Palestina, menurut jajak pendapat terbaru Reuters/Ipsos. Hasil ini menunjukkan bahwa sikap publik AS berseberangan dengan kebijakan Presiden Donald Trump yang menolak pengakuan tersebut.
Survei daring yang melibatkan 4.385 responden dan dilakukan selama enam hari menemukan 59% warga AS mendukung pengakuan negara Palestina, sementara 33% menentang dan sisanya tidak memberikan jawaban.
Dukungan paling kuat datang dari pemilih Partai Demokrat (80%), sedangkan 41% dari Partai Republik juga menyatakan hal serupa. Namun, sekitar 53% pendukung Trump di Partai Republik menolak pengakuan Palestina, mencerminkan perbedaan pandangan di dalam basis politiknya sendiri.
"Temuan ini memperlihatkan bahwa opini publik AS semakin terbuka terhadap pengakuan negara Palestina, seiring meningkatnya keprihatinan atas krisis kemanusiaan di Gaza," kata analis kebijakan luar negeri dari Brookings Institution, Michael O'Hanlon, dikutip Reuters, Kamis (23/10/2025).
Dukungan terhadap Palestina juga meningkat di tengah kecaman dunia internasional terhadap operasi militer Israel di Gaza. Sebanyak 60% responden menilai tindakan Israel berlebihan, sedangkan hanya 32% yang tidak sependapat.
Sejumlah sekutu dekat AS seperti Inggris, Kanada, Prancis, dan Australia telah secara resmi mengakui negara Palestina dalam beberapa pekan terakhir. Langkah ini menuai kecaman dari Israel yang menolak pengakuan tersebut dan menegaskan bahwa status Palestina harus ditentukan melalui perundingan langsung.
Sementara itu, Trump yang kembali menjabat di Gedung Putih pada Januari lalu terus memperlihatkan dukungan kuat terhadap Israel. Ia juga berperan sebagai penengah gencatan senjata antara Israel dan Hamas belum lama ini, yang memicu harapan akan tercapainya perdamaian jangka panjang.
Menariknya, sekitar 51% warga AS setuju Trump layak dipuji jika upaya perdamaian berhasil, meski hanya 5% dari pemilih Demokrat yang menyetujui kinerjanya secara keseluruhan.
Namun, keberhasilan perdamaian itu masih belum pasti. Ledakan kekerasan di Gaza akhir pekan lalu mengancam gencatan senjata yang baru berjalan seminggu, sementara diplomat AS terus menekan Israel dan Hamas agar mempertahankan rencana damai tersebut.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Rencana Prancis Akui Palestina Bikin Geram Timur Tengah, Eropa dan AS