Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah badan usaha swasta penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya BP-AKR dan Shell Indonesia buka suara perihal kelangkaan stok BBM yang terjadi pada Januari 2025.
Misalnya saja BP-AKR, Direktur Utama BP-AKR, Vanda Laura mengungkapkan bahwa keterbatasan stok BBM pada periode tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya yakni proses pengadaan yang memakan waktu serta kepadatan di terminal Jakarta.
"Proses pengadaan BBM membutuhkan waktu sekitar 40 hari dari mulai proses nominasi kemudian konfirmasi jumlah stok yang akan kami bawa ke Indonesia, mencari kapal dan setelah itu proses pengiriman," kata Vanda dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (26/2/2025).
Selain itu, dalam proses pendistribusian ke Jakarta, terjadi kepadatan (congestion) di terminal yang menyebabkan kapal harus mengantre untuk loading.
Hal tersebut menyebabkan proses penyaluran ke sejumlah SPBU BP-AKR tersendat. Meski begitu, ia memastikan bahwa saat ini pasokan BBM di jaringan SPBU BP-AKR telah kembali normal.
"Tetapi sekarang sudah berjalan normal. Saat ini kami pun sudah mengambil beberapa perjalanan mengenai ketahanan stok," kata dia.
Di tempat yang sama, President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian juga membeberkan alasan dibalik stok BBM Shell pada Januari lalu yang mengalami kelangkaan. Baik itu untuk produk BBM jenis RON 92, RON 95, RON 98 dan Solar CN51.
Menurut Inggrid, hambatan tersebut merupakan kondisi yang terjadi di luar kendali perusahaan. Namun yang pasti, Shell telah menyampaikan permohonan neraca komoditas untuk tahun 2025 sebagai dasar mendapatkan persetujuan impor (PI) pada September 2024.
"Jadi itu dimulai di 2024 Bapak-Ibu September. Setelah kami mengajukan permohonan neraca komoditas, kami juga melakukan korespondensi dengan kementerian terkait yaitu ESDM dan menyampaikan apa saja potensi yang akan terjadi misalnya potensi stock out apabila terjadi keterlambatan dari sisi Supply," katanya.
Namun demikian, Shell baru mendapatkan persetujuan impor pada 23 Januari 2025. Sementara, pada saat itu kondisi pasokan BBM Shell hampir kosong yakni hanya 25%.
"Jadi ada 25 persen yang mengalami stock out untuk beberapa varian. Tentunya kami juga berusaha memitigasi dengan cara membagi stok jadi untuk setiap daerah Bapak-Ibu kita tetap ada jangan sampai benar-benar stock out," katanya.
Lebih lanjut, Inggrid menjelaskan meski Shell telah mendapatkan persetujuan impor, proses untuk pemenuhan stok ke semua SPBU memerlukan waktu.
"Dari mulai penunjukan kapal, persiapan produk sampai juga kami harus bongkar di terminal, pengetesan dan sampai distribusi dari terminal ke SPBU itu membutuhkan waktu sekitar hampir 20 hari," kata dia.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Alasan Stok BBM di Sheel dan BP-AKR Kosong
Next Article SPBU Shell di Jabodetabek Kosong! Manajemen Ungkap Penyebabnya