Soal Progres Merger Pelita Air-Garuda Indonesia, Ini Kata Rosan

1 hour ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani mengungkapkan kabar terbaru dari rencana penggabungan dua maskapai penerbangan pelat merah yakni Pelita Air dan Garuda Indonesia.

Dia menjelaskan, pihaknya akan fokus pada penyehatan dan pengembangan Garuda Indonesia, baik dari sisi perencanaan bisnis, penyehatan dari sisi permodalan, dan penguatan sumber daya manusianya.

Oleh karena itu, pihaknya masih terus mengevaluasi segala kemungkinan yang ada, termasuk opsi merger tersebut. Tujuannya, untuk memastikan skema terbaik bagi kedua entitas.

"Dan kita buka potensi juga untuk itu, apa Pelita masuk ke dalam Garuda. Kita juga evaluasi semua kok segala kemungkinan itu," jelas Rosan saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (2/12/2025).

Namun yang paling penting, lanjutnya, yaitu bagaimana rencana skema ini bisa benar-benar membuat Garuda Indonesia semakin berdaya saing di industri global.

"Tetapi yang paling penting adalah bagaimana perencanaan ini pada saat nanti sudah disepakati itu benar-benar bisa melakukan bisa selesai secara komprehensif. Jadi penyehatan ini menyebabkan Garuda bisa terus berkembang dan bisa apa bersaing dengan airline-airline lainnya di dunia ya," tambahnya.

Sebelumnya, Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia Thomas Sugiarto Oentoro mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan pembahasan dengan pihak terkait yaitu, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dan PT Pertamina (Persero) terkait rencana aksi korporasi tersebut.

"Itu adalah satu yang kita masih dalam tahap pembicaraan dengan pemegang saham yaitu Danantara dan juga dengan Pertamina," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (27/11/2025).

Thomas mengatakan, saat ini rencana tersebut masih dalam kajian bersama, sehingga pihaknya belum dapat menjelaskan secara detail.

"Karena sekarang ini kita sudah menjalankan kajian dan melihat beberapa opsi untuk hal tersebut. Jadi saya belum bisa jelas secara detail, tapi itu sedang kita lakukan sekarang," tuturnya.

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri pun sempat menjelaskan, seluruh proses konsolidasi antara kedua belah pihak masih terus berlangsung. Adapun, Pertamina juga akan melaporkan rencana penggabungan tersebut kepada BPI Danantara untuk mendapatkan penilaian dan keputusan final.

Seperti diketahui, Pelita Air merupakan maskapai milik PT Pertamina (Persero).

Sementara, terkait pembahasan dengan Garuda Indonesia, Simon mengungkapkan komunikasi sudah dilakukan sejak awal. Namun demikian, prosesnya tetap akan mengikuti mekanisme yang telah ditetapkan, termasuk penilaian menyeluruh dari masing-masing pihak.

"Ya, pembicaraan sudah kita rintis, tapi tentunya mengikuti langkah-langkah yang sudah ada saat ini, termasuk penilaian-penilaian dari internal kita, penilaian dari internal Pelita Air, begitu juga ke Danantara untuk kemudian nanti finalisasinya," ujarnya saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (10/11/2025).

Sebelumnya, rencana merger Pelita Air dan Garuda Indonesia ini pertama kali dibeberkan Simon dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (11/9/2025).

Simon menyebut, langkah tersebut dilakukan untuk menjaga reputasi perusahaan dan memperkuat kepercayaan stakeholder melalui advokasi yang kuat dan komunikasi yang efektif.

"Sebagai contoh untuk airline kami (Pelita Air) kita sedang penjajakan awal untuk penggabungan dengan Garuda Indonesia (GIAA)," sebut Simon.

Perlu diketahui, rumor merger Pelita Air dengan Garuda Indonesia telah berhembus kencang sejak tahun lalu. Bahkan, manajemen GIAA awal tahun ini telah mengaku bahwa benar maskapai pelat merah tersebut berencana untuk merger dengan anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut.

"Sehubungan dengan informasi terkait rencana merger antara Perseroan dan Pelita Air, dapat kami sampaikan bahwa terkait langkah penjajakan aksi korporasi tersebut saat ini masih dalam tahap diskusi awal dengan pihak-pihak terkait," tulis manajemen melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (9/1/2025).

Kala itu, manajemen Garuda menyebut perseroan kala itu tengah dalam proses penyusunan kajian awal dan diskusi dengan pihak-pihak terkait, khususnya Kementerian BUMN selaku pemegang saham utama Perseroan, untuk dapat mengoptimalkan berbagai peluang sinergi bisnis guna memperkuat ekosistem bisnis industri transportasi udara di Indonesia sehingga dapat membawa manfaat berkelanjutan bagi masyarakat.

Garuda memandang, aksi korporasi tersebut akan berdampak positif dan akan mendukung penuh rencana merger tersebut, yang tentunya akan dilandasi dengan kajian yang komprehensif dan prudent terhadap outlook bisnis dan kinerja Perseroan.

Awal tahun ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang saat itu masih dijabat Erick Thohir juga buka suara alasan dua maskapai perusahaan pelat merah akan digabung, yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dan Pelita Air.

Menurutnya, penggabungan dua perusahaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan armada pesawat di Indonesia.

"Ya kan memang kita konsolidasi. Karena Garuda itu kan memang akan jadi premium, Pelita premium ekonomi, dan tentu ada low cost. Nah ini memang integrasi ini harus terjadi. Dan memang kan jumlah pesawat kita nggak cukup," jelasnya saat ditemui di Soehanna Hall Jakarta, Kamis (9/1/2025).

(wia)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |