Siap-Siap Para Konglomerat Ini Mau Buyback Saham Besar-Besaran

1 week ago 14

Jakarta, CNBC Indonesia - Para konglomerat yang hadir di pertemuan Solidaritas dan Sinergi Pemangku Kepentingan Pemangku Pasar Modal, Senin (3/3) memberi sinyal akan melakukan pembelian kembali saham (Buyback). Rencana tersebut sebagai respon dari kondisi pasar modal yang terjadi saat ini dimana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok akibat kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Dibald Trump.

Para pengusaha yang hadir dalam pertemuan tersebut di antaranya, Presiden Komisaris PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) Agus Projosasmito, Direktur Utama PT Alamtri Resources Indonesia Tbk sebelumnya PT Adaro Energy Indonesia Tbk Garibaldi Thohir, Direktur Utama (Dirut) PT Indika Energy Tbk (INDY) Arsjad Rasjid, Bos Grup Sinar Mas Franky Oesman Widjaja, serta Bos Bakrie Grup Anindya Bakrie

Mereka sepakat untuk meminta Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia (BEI) melonggarkan aturan pembelian saham kembali atau buyback. Mereka meminta buyback dapat dilakukan tanpa harus melalui persetujuan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPS).

Agus Projosasmito

Presiden Komisaris PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) Agus Projosasmito mengatakan bahwa diperlukan kerja sama untuk menjaga keadaan pasar modal Tanah Air di tengah gempuran faktor eksternal yang terbilang kuat.

"Dan kedua emiten boleh buyback tanpa RUPS. Itu tidak usah diperimbangkan lagi Pak, saya kira diputuskan saja," katanya.

Garibaldi Thohir

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Utama PT Alamtri Resources Indonesia Tbk sebelumnya PT Adaro Energy Indonesia Tbk Garibaldi Thohir. Dia menilai banyak perusahaan yang memiliki fundamental bagus, tetapi secara valuasi masih murah. Kemudahan buyback, menurutnya, akan mampu menjaga stabilitas IHSG.

"Jadi memang buyback [tanpa RUPS] tadi diizinkan, dicari mekanisme sedemikian rupa. Kalau ada kemudahan, kami siap," katanya.

Anindya Bakrie

Sementara Bos Bakrie Grup yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Kadin Anindya Bakrie juga sepakat dengan aturan yang dapat memberikan kemudahan kepada emiten untuk melakukan buyback. Pasalnya saat ini banyak perusahaan yang memiliki uang tunai menumpuk.

"Nah ini kita akan timbang-timbang (buyback VKTR), karena kan keinginan pasti menarik nih, karena harganya benar-benar kita percaya dibawah daripada kewajaran menurut kami ya. Tapi kita juga mengerti bahwa kita harus selalu fokus untuk technical analysis, maksudnya untuk harga saham, tapi juga fundamental," sebutnya.

Arsjad Rasjid

Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, serta Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, buka suara soal kemungkinan emiten yang terafiliasi keduanya untuk melakukan buyback saham merespon penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) beberapa waktu terakhir.

Arsjad Rasjid, yang juga merupakan Direktur Utama (Dirut) PT Indika Energy Tbk (INDY) menilai fleksibilitas dalam mekanisme buyback tanpa harus melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dapat menjadi langkah strategis untuk menjaga harga saham.

Arsjad mengatakan bahwa buyback saham merupakan salah satu cara untuk melindungi emiten dari tekanan eksternal yang berpotensi menurunkan harga saham secara tidak wajar. Menurutnya, jika keputusan buyback harus menunggu RUPS, maka peluang tersebut bisa terlewatkan.

Saat ditanya apakah Indika Energy (INDY) berencana melakukan buyback, Arsjad menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu perkembangan situasi. Ia tidak menutup kemungkinan buyback akan dilakukan jika dianggap menguntungkan, terutama karena menurutnya valuasi saham saat ini masih di bawah nilai wajar.

"Ini kita nunggu dulu bagaimana situasinya. Tapi kalau misalnya ini kenapa tidak? Kan kita percaya bahwa value is actually higher," ungkapnya.

Franky Oesman Widjaja

Bos Grup Sinar Mas Franky Oesman Widjaja menanggapi aksi jual yang dilakukan para investor akibat respon dari kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Menurutnya, secara fundamental saham-saham perusahaaan Indonesia berkinerja bagus.

"Kalau fundamentalnya ga bagus jangan agresif juga," ujarnya.

Menurutnya, banyak peluang yang dapat dimanfaatkan dari momentum penurunan harga saham yang diakibatkan oleh investor asing yang keluar dari pasar modal Indonesia seperti melakukan pembelian saham berkinerja bagus.

"Masih banyak sekali potensi yang bisa kita lakukan banyak hal yang bisa kita lakukan dengan bergotong royong," sebutnya.


(ayh/ayh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Nge-Gas Lebih Dari 3,5% & Rupiah Menguat ke Rp16.478/USD

Next Article Menguat! Potret Bursa Saham di Hari Pertama Prabowo-Gibran

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |