Rusia Tuntut Satu Hal Ini dalam Perjanjian Damai dengan Ukraina

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia akan mencari jaminan "kuat" dalam setiap perjanjian damai di Ukraina. Moskow akan menuntut negara-negara NATO untuk mengecualikan Kyiv dari keanggotaan dan bahwa Ukraina akan tetap netral.

Dalam wawancara dengan outlet media Rusia Izvestia yang tidak merujuk pada proposal gencatan senjata, Wakil Menteri Luar Negeri Alexander Grushko mengatakan bahwa setiap perjanjian damai jangka panjang di Ukraina harus memenuhi tuntutan Moskow.

"Kami akan menuntut jaminan keamanan yang kuat menjadi bagian dari perjanjian ini," kata Grushko, seperti dikutip Reuters pada Senin (17/3/2025).

"Bagian dari jaminan ini harus berupa status netral Ukraina, penolakan negara-negara NATO untuk menerimanya ke dalam aliansi."

Moskow secara tegas menentang pengerahan pengamat NATO ke Ukraina, Grushko juga menegaskan kembali posisi Kremlin.

Inggris dan Prancis sama-sama mengatakan bahwa mereka bersedia mengirim pasukan penjaga perdamaian untuk memantau gencatan senjata di Ukraina. Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan negaranya juga terbuka terhadap permintaan.

"Tidak masalah di bawah label apa kontingen NATO akan dikerahkan di wilayah Ukraina: baik itu Uni Eropa, NATO, atau dalam kapasitas nasional," kata Grushko.

"Jika mereka muncul di sana, itu berarti mereka dikerahkan di zona konflik dengan semua konsekuensi bagi kontingen ini sebagai pihak dalam konflik."

Grushko mengatakan bahwa pengerahan pengamat pascakonflik yang tidak bersenjata dapat didiskusikan hanya setelah perjanjian damai berhasil dibuat.

"Kita dapat berbicara tentang pengamat tak bersenjata, misi sipil yang akan memantau penerapan aspek-aspek individual dari perjanjian ini, atau mekanisme jaminan," kata Grushko. "Sementara ini, itu hanya omong kosong."

Presiden Prancis Emmanuel Macron sebelumnya mengatakan dalam pernyataan yang dipublikasikan pada Minggu bahwa penempatan pasukan penjaga perdamaian di Ukraina adalah masalah yang harus diputuskan oleh Kyiv dan bukan Moskow.

Namun Grushko mengatakan bahwa sekutu Eropa Kyiv harus memahami bahwa hanya pengecualian keanggotaan Ukraina di NATO dan penghapusan kemungkinan pengerahan kontingen militer asing di wilayahnya yang akan berhasil bagi kawasan tersebut.

"Maka keamanan Ukraina dan seluruh kawasan dalam arti yang lebih luas akan terjamin, karena salah satu akar penyebab konflik akan dihilangkan," kata Grushko.

Sementara itu Presiden Amerika Serikat Donald Trump berusaha mendapatkan dukungan Presiden Vladimir Putin untuk proposal gencatan senjata 30 hari yang diterima Ukraina minggu lalu dan yang menurut Putin harus memenuhi persyaratan penting agar dapat diterima.

Utusan AS Steve Witkoff mengatakan Trump diperkirakan akan berbicara dengan Putin minggu ini tentang cara-cara untuk mengakhiri perang tiga tahun di Ukraina. Witkoff mengatakan hal ini setelah kembali dari pertemuan "positif" dengan Putin di Moskow.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump-Putin Dituduh Bersekongkol Setop Bantuan ke Ukraina

Next Article Menanti Sentuhan 'Magis' Trump di Rusia-Ukraina, Perang Berakhir?

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |