Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (18/11/2025).
Melansir data Refinitiv, nilai tukar rupiah kembali tertekan dari greenback dengan melemah 0,18% ke posisi Rp16.735/US$. Level ini menjadi penutupan terendah sejak 26 September 2025.
Sepanjang perdagangan, rupiah sempat dibuka stagnan di level Rp16.720/US$ sebelum mengalami tekanan dan menyentuh titik terlemah secara intraday di Rp16.763/US$, sebelum pelemahan akhirnya sedikit berkurang menjelang penutupan.
Disaat yang bersamaan, indeks dolar AS (DXY) per pukul 15.00 WIB tengah mengalami pelemahan sebesar 0,12% atau turun ke level 99,470.
Pelemahan rupiah juga terjadi bertepatan dengan berlangsungnya Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 18-19 November 2025. Para pelaku pasar menantikan keputusan penting terkait arah suku bunga BI, apakah akan kembali dipertahankan atau akan melakukan pemangkasan lanjutan.
Sebagai pengingat, pada RDG sebelumnya yang berlangsung pada 21-22 Oktober 2025, BI memilih untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75% setelah sepanjang 2025 melakukan pemangkasan dengan total 125 basis poin (bps). Keputusan kali ini dinilai krusial bagi stabilitas nilai tukar, terutama dengan arus modal asing yang masih terus keluar dari pasar keuangan domestik, terutama dari pasar surat berharga negara (SBN).
Sementara itu, sentimen global terhadap arah kebijakan The Fed juga menjadi faktor penting pada nilai tukar emerging markets termasuk rupiah. Pasar kini memangkas ekspektasi pemangkasan suku bunga menjelang FOMC Desember.
Berdasarkan CME FedWatch Tool, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada Desember hanya sebesar 46,6%, sementara 53,4% sisanya menunjukkan peluang The Fed menahan suku bunga.
Pergeseran ekspektasi ini mencerminkan meningkatnya kehati-hatian pasar terhadap ketahanan ekonomi AS. Indeks dolar AS yang tengah melemah sekaligus melanjutkan tren penurunan, namun pelemahan dolar belum cukup membantu rupiah menguat di tengah tekanan eksternal dan derasnya arus modal keluar dari pasar SBN.
(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nilai Tukar Rupiah Menguat Tipis, Dolar AS Turun ke Rp16.380

1 hour ago
1

















































