Rupiah Ditutup Melemah 0,18%, Nilai Tukar Dolar AS Tembus Rp16.720

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah ditutup terkoreksi atau mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pertama pekan ini.

Merujuk data Refinitiv, rupiah menutup perdagangan hari ini, Senin (17/11/2025), dengan pelemahan sebesar 0,18% ke posisi Rp16.720/US$.

Sejak pembukaan pagi, rupiah sudah dibuka tertekan di level Rp16.700/US$ atau kembali menembus level psikologisnya. Tekanan tersebut berlanjut sepanjang sesi hingga rupiah sempat menyentuh titik terlemahnya hari ini di Rp16.736/US$.

Sementara itu, indeks dolar dolar AS (DXY) pada pukul 15.00 WIB masih berada di zona hijau atau menguat tipis 0,02% di level 99,317.

Pergerakan rupiah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (17/11/2025), terjadi seiring dengan rilis data Utang Luar Negeri (ULN) oleh Bank Indonesia (BI) yang menunjukkan tren penurunan.

BI melaporkan bahwa ULN Indonesia pada Kuartal III-2025 atau hingga September 2025 tercatat sebesar US$424,4 miliar, menurun dibanding posisi Kuartal II-2025 yang mencapai US$432,3 miliar. Dengan demikian, ULN Indonesia mengalami kontraksi 0,6% secara tahunan (yoy), berbalik arah dari pertumbuhan 6,4% yoy yang terlihat pada kuartal sebelumnya.

Penurunan ULN ini mencerminkan moderasi kebutuhan pembiayaan eksternal baik dari sektor publik maupun swasta, serta kebijakan kehati-hatian BI dan pemerintah dalam menjaga struktur ULN tetap sehat dan berkelanjutan. Meski demikian, pasar valuta asing menilai bahwa penurunan ULN belum cukup memberikan katalis penguatan bagi rupiah pada hari ini.

Dari eksternal, sentimen pasar turut dipengaruhi oleh penguatan dolar AS. The greenback menguat tipis seiring investor bersiap menghadapi rilis beragam data ekonomi AS pasca berakhirnya government shutdown. Investor berharap data-data tersebut dapat memberikan kejelasan terkait arah kebijakan suku bunga Federal Reserve pada Desember mendatang.

Di tengah pelemahan rupiah, Chief Investment Officer BRI Manajemen Investasi, Herman Tjahjadi menilai tren pelemahan rupiah masih akan berkisar di posisi Rp 16.700 per dolar AS. Hal ini didorong oleh imbas tingginya capital outflow di pasar obligasi.

Meski begitu, ia menilai rupiah saat ini masih undervalued, dengan potensi menguat ke kisaran Rp16.200-Rp16.500/US$ jika sentimen global mereda dan disiplin fiskal tetap terjaga.

"Sekarang Rp 16.700, jadi kita lihat ke depannya masih bisa menguat. Apalagi pertumbuhan ekonomi bisa dicapai dengan fiskal defisit yang disiplin," katanya.


(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Menutup Pekan Naik Tipis, Dolar AS Turun ke Rp16.625

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |