Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memastikan akan melanjutkan negosiasi tarif dengan Amerika Serikat (AS) setelah penyelenggaraan KTT APEC 2025 di Korea Selatan pada akhir November 2025. Sebelumnya, negosiasi tarif ini terhenti akibat isu government shutdown atau penutupan pemerintah federal di AS.
Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto dalam siaran pers (3/11/2025) mengatakan bahwa proses negosiasi akan dilakukan dengan terukur serta mengedepankan implikasi positif secara langsung bagi masyarakat.
"Langkah negosiasi ini dilakukan dengan terukur, serta sebagai bentuk kehatian-hatian diplomasi ekonomi Indonesia. Pemerintah berkomitmen agar setiap kesepakatan ekonomi yang ditandatangani membawa manfaat langsung bagi masyarakat, memperkuat struktur industri nasional, dan menjaga posisi Indonesia sebagai mitra strategis yang mandiri dan netral di tengah dinamika geopolitik global," ungkap Juru Haryo Limanseto.
Selain itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang memimpin Tim Negosiasi Tarif Indonesia-Amerika Serikat meyakini bahwa produk-produk yang tidak dapat diproduksi oleh Amerika Serikat, seperti kelapa sawit, kakao, dan karet, akan mendapatkan tarif sebesar nol persen.
Di samping itu, pemerintah juga meminta perlakuan khusus bagi komoditas tertentu yang menjadi bagian dari rantai pasok industri kesehatan, serta pembahasan non-tarif.
Haryo mengatakan bahwa pemerintah Indonesia akan terus mengedepankan kepentingan nasional, dengan tetap mendorong penguatan hubungan bilateral dengan AS.
Ia juga menekankan penawaran yang disampaikan kepada pemerintah AS dirancang untuk mencapai perdagangan yang adil dan berimbang (fair and square trade), sejalan dengan prinsip kesetaraan dan keseimbangan yang menjadi prioritas dalam setiap tahapan negosiasi.
"Sebagai negara yang berdaulat, Indonesia menjalankan diplomasi ekonomi yang bebas dan aktif. Pendekatan ini memastikan setiap langkah kebijakan dan negosiasi perdagangan dilakukan untuk melindungi kepentingan nasional, memperkuat kedaulatan ekonomi, dan memberikan manfaat nyata bagi pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan rakyat," pungkas Juru Bicara Haryo.
Untuk diketahui, Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang mencapai kesepakatan pasca diterbitkannya pernyataan resmi Presiden AS pada 7 Juli 2025 dimana terdapat penurunan tarif menjadi 19% dari sebelumnya 32%.
Dengan kesepakatan tersebut, saat ini seluruh aspek legal drafting sedang berjalan secara cermat untuk memastikan bahwa seluruh klausul kesepakatan sesuai dengan regulasi nasional, komitmen internasional, dan dapat diimplementasikan dengan baik.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Negosiasi Tarif RI dan AS Masuk Putaran Kedua Pekan Depan

7 hours ago
4

















































