RI Jauh dari Resesi, Dua Menteri Ekonomi Prabowo Buka Suara!

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus memonitor dinamika ekonomi global yang terus mengalami perubahan, salah satunya terkait kebijakan ekonomi baru di Amerika Serikat seperti terkait tarif. Seperti diketahui, Amerika Serikat (AS) telah memberlakukan tarif bea masuk yang lebih tinggi kepada sejumlah negara a.l. Kanada, Meksiko, China serta Uni Eropa.

Tidak hanya itu, Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan mulai 2 April, AS akan menerapkan tarif timbal balik kepada semua mitra dagangnya, salah satu negara yang disoroti adalah Korea Selatan. Kondisi ini pun semakin memperberat ketidakpastian ekonomi yang telah membayangi global sejak tahun lalu. Alhasil, alarm resesi sejumlah negara meningkat.

Meskipun sejumlah negara menghadapi risiko resesi yang lebih tinggi, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan Indonesia tetap berada dalam posisi yang baik. Menurut data Bloomberg pada Februari 2025, probabilitas resesi Indonesia kurang dari 5%, jauh lebih rendah dibandingkan negara lain seperti Meksiko (38%), Kanada (35%), dan Amerika Serikat (25%).

"Namun demikian, dengan fondasi ekonomi nasional yang solid, diversifikasi mitra dagang, serta hilirisasi yang terus diperkuat, Indonesia berpeluang besar menjaga stabilitas dan daya saingnya ditengah gejolak ini. Tentu diperlukan komitmen dan sinergi dari semua pihak untuk bekerja bersama dalam terus membangun fundamental ekonomi yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan," kata Airlangga, dikutip Senin (17/3/2025).

Oleh karena itu, dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2025, dia menuturkan pemerintah mendorong peningkatan demand dan supply dalam mendukung pergerakan ekonomi saat libur Lebaran.

Berbagai program yang disiapkan Pemerintah jelang Hari Raya Idulfitri tersebut mulai dari program pariwisata selama periode Idulfitri yang diproyeksikan akan terdapat sebanyak 122,1 juta perjalanan wisatawan, insentif PPN DTP yang ditambah sebesar 6% untuk tiket transportasi, diskon tarif tol 20% untuk perjalanan jarak jauh (Barrier Gate to Barrier Gate) di beberapa ruas tol, pada H-7 hingga H-4 Idulfitri, serta H+7 hingga H+8 Idulfitri, hingga percepatan program kendaraan bermotor listrik yang telah disepakati bantuan Pemerintah sebesar Rp7 juta perunit motor.

Selain itu, terdapat juga kebijakan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan bagi pekerja/buruh dan Bonus Hari Raya Keagamaan bagi pengemudi dan kurir pada layanan angkutan berbasis aplikasi dibayarkan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Hari Raya Idulfitri, penyaluran THR ASN Pusat dan Daerah serta pensiunan pada 2 minggu sebelum Idulfitri, serta program belanja nasional antara lain Friday Mubarak pada 28 Februari - 28 Maret 2025 dengan target transaksi sebesar Rp75-77 triliun, BINA Lebaran pada 14 - 30 Maret 2025 dengan target transaksi Rp30 triliun, dan kampanye belanja online Ramadhan di seluruh e-commerce.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan perihal deflasi deflasi beruntun yang terjadi di Indonesia pada awal tahun ini. Banyak yang menduga ini terjadi seiring dengan munculnya permasalahan pemutusan hubungan kerja atau PHK yang makin marak, dan daya beli masyarakat yang melemah.

Namun, Sri Mulyani memastikan kondisi itu tidak bisa menjadi cerminan Indonesia sedang dalam situasi yang menuju krisis. Ia bilang Indonesia saat ini masih dalam situasi normal, sebab deflasi terjadi karena upaya menurunkan harga-harga yang diatur pemerintah, bukan karena daya beli masyarakat melorot.

Sebagaimana diketahui, deflasi di Indonesia yang terjadi secara beruntun pada awal 2025, yakni 0,76% secara bulanan pada Januari, dan 0,48% pada Februari 2025 berdasarkan catatan BPS. Sedangkan deflasi tahunan pada Februari 2025 sebesar 0,09%, setelah 25 tahun terakhir tak pernah ada catatan deflasi tahunan karena terakhir pada Maret 2000 sebesar 1,10%.

"Jadi kalau deflasi itu karena administered prices yang turun, bukan krisis. Ya bukan krisis kan karena memang didesain turun," kata Sri Mulyani saat konferensi pers APBN di kantornya, Jakarta, dikutip Jumat (14/3/2025).

Sri Mulyani bilang, kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga barang-barang yang diatur pemerintah atau administered prices itu di antaranya diskon tarif listrik selama 2 bulan pada awal tahun ini, diskon pajak untuk tiket pesawat, hingga diskon tarif tol.

Soal PHK di sektor tekstil dan bahan dari tekstil (TPT), dia justru melihat industri TPT Indonesia masih tumbuh positif.

"TPT yang walaupun karena terjadinya berita terhadap suatu perusahaan mengalami kebangkrutan, tapi TPT kita tumbuh 4,3% di 2024," ungkap Sri Mulyani.

Sektor TPT ini tumbuh jauh lebih tinggi jika dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 2%. Pertumbuhan juga dialami oleh industri alas kaki. Menurut Sri Mulyani, industri alas kaki tumbuh cukup tinggi hingga 6,8% pada 2024. Pertumbuhannya juga cukup signifikan jika dibandingkan tahun 2023 yang tercatat minus 0,3%. Bahkan, ekspor alas kaki RI tumbuh double digit pada awal 2025, yakni sebesar 17%.

"Artinya hingga akhir 2024 industri manufaktur kita baik yang labor intensive seperti TPT dan alas kaki, terutama industri kimia, elektronik, logam dasar mengalami kenaikan including makanan dan minuman," tegasnya.

"Ini landasan optimisme yang harus terus kita jaga. Ini merupakan sesuatu yang positif yang tentunya perlu kita jaga bersama-sama," ujarnya.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Siaga Dunia! Risiko 'Trumpcession' Meningkat

Next Article Awas RI Ketularan, Ekonomi Negara Eropa Stagnan & Pemerintah Tertekan

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |