Ramai-Ramai Warga Iran Operasi Hidung Demi Karier dan Gengsi

5 days ago 12

Jakarta, CNBC Indonesia - Operasi hidung atau rhinoplasty semakin populer di Iran. Tak hanya soal kecantikan semata, operasi hidung di negara itu kini juga untuk meningkatkan status sosial.

Model Iran bernama Azadeh (29 tahun) bilang, seluruh perempuan di keluarganya telah menjalani operasi hidung. Ia menyebut, keputusan untuk merapikan hidungnya, yang dikenal dengan istilah "hidung Persia," merupakan investasi menguntungkan.

"Setelah operasi, saya tidak hanya mendapatkan pekerjaan modeling dengan status sosial yang lebih baik, tapi juga penghasilan tiga kali lipat lebih besar dan lebih dihormati klien," kata Azadeh mengutip laman Agence Frence-Presse di Jakarta, Selasa (8/3/2025).

Berdasarkan data International Society of Aesthetic Plastic Surgery (ISAPS) yang berbasis di AS, lebih dari 264.000 prosedur kecantikan dilakukan di Iran pada 2023. Dari data itu operasi hidung menjadi yang paling banyak diminati.

Di berbagai sudut Teheran dan kota-kota lain di Iran, papan reklame mencolok mempromosikan klinik kecantikan. Janji akan hidung sempurna, kulit mulus, dan gigi indah menjadi pemandangan umum. Pemandangan orang-orang dengan perban di hidung juga sudah biasa, dan ini pun menandakan tingginya popularitas operasi ini.

"Operasi hidung sudah menjadi tren budaya," ujar Dr. Hamidreza Hosnani, seorang ahli bedah yang bisa melakukan hingga 20 operasi setiap pekan di kliniknya di Teheran.

Tren ini pun kini makin lekat dengan identitas sosial, apalagi setelah banyak perempuan menentang aturan ketat berpakaian menyusul protes besar-besaran atas kematian Mahsa Amini pada 2022.

Menurut Hosnani, di negara dengan upah minimum sekitar US$100, biaya dasar operasi hidung bisa mencapai US$1.000, jauh lebih murah dibandingkan negara lain. Meski kondisi ekonomi sulit akibat sanksi internasional dan inflasi, permintaan tetap tinggi.

"Saya sampai harus pinjam uang dari teman dan keluarga untuk operasi ini, tapi semua terbayar. Ini sangat layak," ujar Azadeh.

Klinik Ilegal dan Risiko

Iran dikenal memiliki fasilitas medis canggih dan menjadi tujuan wisata medis. Namun, risiko tetap mengintai, bahkan Pemerintah Iran telah berulang kali memperingatkan tentang maraknya klinik ilegal.

Pada Februari lalu, belasan tenaga medis tanpa izin ditangkap, dan beberapa ruang operasi di Rumah Sakit Apadana di Teheran ditutup.

Pada November 2023, tiga perempuan dilaporkan meninggal dunia dalam satu hari saat menjalani prosedur kecantikan di tiga insiden terpisah kuga di Teheran. Ava Goli (23 tahun) mengaku masih mencari dokter yang terpercaya untuk operasi hidungnya. "Saya pernah lihat hasil operasi yang buruk, dan itu cukup membuat saya takut," katanya.

Tekanan untuk mengikuti tren ini tak hanya dirasakan perempuan. Bahador Sayyadi (33 tahun), seorang akuntan memutuskan menjalani transplantasi rambut meski harus meminjam uang.

"Keuangan saya tidak bagus, tapi berkat pinjaman, saya bisa operasi sebelum menikah," ujarnya. "Saat ini, pria juga harus merawat diri, sama seperti perempuan," katanya menambahkan.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: "Raja" Penghasil Kurma Dunia

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |