Jakarta, CNBC Indonesia - Tak terasa puasa tinggal sebentar lagi. Momen Ramadhan menjadi salah satu momen yang ditunggu oleh sebagian masyarakat Indonesia terutama yang beragama Islam. Namun bukan hanya umat muslim saja yang akan mendapatkan berkah di bulan Ramadhan, seluruh masyarakat juga akan terdampak terutama perputaran ekonomi terhadap beberapa sektor termasuk sektor konsumer.
Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Pusat Riset Antariksa dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaludin, menjelaskan awal Ramadhan 1446 H berpotensi jatuh pada 2 Maret 2025. Prediksinya awal Ramadhan ini berbeda dari Muhammadiyah yang menetapkan 1 Ramadhan pada 1 Maret 2025.
Saat momen Ramadhan hingga lebaran Idul Fitri, biasanya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap konsumsi makanan akan jauh lebih besar untuk momen sahur, buka puasa hingga parsel lebaran yang identik dengan kue lebaran hingga makanan instan.
Saham-saham di sektor konsumer pun akan berdampak pada momen tersebut.
CNBC Indonesia Research telah merangkum lima saham konsumer terbesar yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) baik secara kinerja harga saham maupun kinerja keuangan.
Pergerakan Harga Saham Konsumer
Pergerakan saham-saham di sektor konsumer didominasi dengan penurunan di sepanjang 2025. Penurunan saham-saham konsumer disebabkan oleh konsumsi rumah tangga yang melemah, khususnya golongan menengah ke bawah sehubungan belum kuatnya ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia sebanyak 47,85 juta orang atau 17,13% dari total penduduk pada 2024. Jumlah tersebut menurun 0,87% dibandingkan dengan tahun lalu yang sebanyak 48,27 juta orang atau 17,44% dari total penduduk.
Kinerja Keuangan Saham Konsumer
Secara performa kinerja keuangan, saham UNVR dan MYOR membukukan penurunan laba bersih, akan tetapi meski laba bersih MYOR turun, namun penjualan MYOR masih mencatatkan peningkatan.
Sementara itu, tiga saham lainnya GOOD, INDF dan ICBP kompak membukukan pertumbuhan laba bersih yang diiringi dengan peningkatan penjualan.
Rasio Saham Konsumer
Dari rilis kinerja keuangan terakhir, terpantau Price Earning Ratio (PER) secara TTM untuk saham-saham konsumer mendekati rata-rata PER di sektor konsumer sebesar PER 15. Sehingga berdasarkan data di atas, saham INDF dan UNVR masih murah secara sektoral.
Dalam menghasilkan Gross Profit Margin (GPM)) saham UNVR memiliki margin tertinggi dibandingkan empat saham lainnya dengan mencatatkan Net Profit Margin (NPM) 4,65%.
Dan dalam pembagian dividen, saham UNVR mencatatkan dividen yield paling besar dibandingkan empat saham lainnya dengan yield 9,33%.
Melihat dari performa saham-saham konsumer yang belum cukup baik di sepanjang 2025, momen Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri dapat memberikan peluang terhadap kinerja saham-saham konsumer.
Konsumsi pada saat momen Ramadan hingga Lebaran 2025 diperkirakan akan mengalami lonjakan yang signifikan. Berdasarkan laporan terbaru dari Redseer Strategy Consultants, total belanja masyarakat Indonesia selama Ramadan 2025 diperkirakan mencapai US$ 73 miliar atau setara Rp 1.188 triliun.
Berdasarkan survei Redseer, sebanyak 93% konsumen Indonesia menyatakan antusiasmenya dalam menyambut Ramadan tahun ini. Hal ini sejalan dengan cairnya Tunjangan Hari Raya (THR) yang dapat menjadi alasan meningkatnya daya beli masyarakat.
Sanggahan: Artikel analisa saham ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)