Raja Bursa! Ini 10 Saham Paling Moncer 2025, Ada yang Terbang 8.000%

2 hours ago 2

Big Stories 2025

Susi Setiawati,  CNBC Indonesia

23 December 2025 08:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Deretan saham yang bergerak paling moncer tahun ini didominasi oleh saham third liner yang dipicu beragam sentimen, mulai dari aksi korporasi seperti rights issue dan rencana ekspansi usaha, masuknya investor strategis, hingga perburuan saham spekulatif oleh investor ritel.

Sepanjang 2025, saham PT Agro Bahari Nusantara Tbk (UDNG) mencatatkan lonjakan paling ekstrem di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kenaikan lebih dari 8.500% secara year to date.

Namun, perlu dicatat lonjakan harga saham yang terjadi dibandingkan dengan kinerja keuangan emiten yang bergerak di bidang budidaya udang vaname lalu itu sangat kontras.

Sampai akhir tahun lalu, kinerja keuangan UDNG menunjukkan pelemahan signifikan. Penjualan perseroan tercatat sebesar Rp3,13 miliar, merosot dibandingkan capaian Rp8,34 miliar pada tahun sebelumnya. Dari sisi profitabilitas, UDNG membukukan rugi bersih Rp3,67 miliar, berbalik arah dari posisi laba Rp166 juta pada 2023.

Akibat masih mencatatkan rugi bersih, rasio price to earnings (PER) tercatat negatif dengan laba per saham (earning per share/EPS) berada di posisi minus Rp2,10 per saham.
Adapun dalam laporan keuangan interim per Juni 2025, UDNG membukukan pendapatan sekitar Rp1,47 miliar dengan rugi bersih Rp1,82 miliar. Total aset tercatat Rp58,02 miliar dan ekuitas sebesar Rp53,34 miliar, relatif tidak banyak berubah dibandingkan posisi akhir 2024.

Sementara itu diurutan kedua, saham yang bergerak moncer selanjutnya ada PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) yang mendapat dukungan sentimen korporasi yang relatif lebih jelas.

CBRE diketahui telah memperoleh persetujuan pemegang saham untuk melaksanakan penambahan modal melalui rights issue pada 18 Desember 2025 lalu. Rencananya paling lambat pelaksanaan tambah modal ini 12 bulan setelah RUPS dengan mengeluarkan saham baru maksimal 48 miliar lembar.

Rencananya, dana rights issue ini direncanakan untuk pembelian kapal offshore besar (Hai Long 106), penguatan modal kerja, pembayaran utang, serta ekspansi armada.

Posisi ketiga, ditempati saham emiten kripto pertama di bursa yaitu PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) yang menjadi sorotan setelah masuk pemilik saham baru dari Arsari Grup yang masih ada relasi dengan adik Presiden RI yaitu Hashim Djojohadikusumo.

Seiring dengan masuknya investor baru itu, dalam jangka waktu dekat ini COIN akan melangsungkan RUPSLB guna mengubah rencana penggunaan dana IPO.

Manajemen COIN mengungkapkan masuknya Arsari sebagai pemegang saham menandai kepercayaan institusi yang kuat terhadap masa depan industri aset digital Indonesia serta mempertegas posisi Indonesia sebagai negara dengan potensi besar dalam pertumbuhan ekonomi berbasis aset digital.

Selanjutnya di posisi ke-empat ada saham emiten properti di Bali, yaitu PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) yang mencatatkan penguatan signifikan setelah perseroan melaksanakan rights issue dan menunjukkan perbaikan kinerja keuangan.

Perubahan dari rugi menjadi laba, serta fokus pada restrukturisasi keuangan dan optimalisasi aset, menjadi faktor yang meningkatkan kepercayaan pasar terhadap prospek BUVA dalam jangka menengah.

Adapun saham-saham lain seperti PT Panca Anugrah Wisesa Tbk (MGLV), PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN), PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA), PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA), PT Folago Global Nusantara Tbk (IRSX), dan PT Trimitra Prawara Goldland Tbk (ATAP) umumnya mencatatkan lonjakan harga yang kuat seiring tren perburuan saham-saham small cap sepanjang 2025.

Kenaikan tersebut banyak dipicu oleh kombinasi sentimen ekspansi, aksi korporasi, hingga ekspektasi transformasi bisnis, meskipun pada sebagian emiten kenaikan harga belum sepenuhnya ditopang oleh fundamental yang solid. Berikut rinciannya :

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |