Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu impian besar Elon Musk adalah menciptakan robotaxi di bawah Tesla. Robotaxi adalah taksi otomatis tanpa sopir yang sudah lebih dulu dikembangkan Waymo milik Alphabet.
Selain itu, banyak perusahaan China yang juga sudah meluncurkan layanan komersial robotaxi. Bahkan, beberapa kota di China sudah 'lumrah' dengan keberadaan robotaxi.
Namun, mimpi besar Musk untuk meningkatkan persaingan Tesla di industri robotaxi terancam gagal total. Padahal, Musk telah menjanjikan sistem mobil otomatis kepada investor sekitar satu dekade lalu.
Namun hingga kini belum ada kemajuan apapun dari proyek besar tersebut. Tesla baru mengadopsi sistem otomatis sebagian saja. Tenggat yang diumbar Musk untuk merilis robotaxi pada Juni mendatang belum kelihatan tanda-tanda realisasinya.
Sistem Tesla di Amerika Serikat (AS) bernama Full Self Driving (FSD) itu menggunakan kamera dan software. Keduanya akan menavigasi mobil secara otomatis ke jalanan hingga melakukan pengereman maupun merespon lampu lalu lintas, dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (8/4/2025).
Meski begitu, Tesla tetap mengingatkan pentingnya kontrol manusia di balik kemudi mobil. Dalam buku petunjuk, sistem mengharuskan pengguna memegang kemudi dengan tangan dan memperhatikan kondisi jalanan sekitar.
Aspek keamanan dan keselamatan jadi kekhawatiran yang muncul dengan sistem FSD. Banyak pengguna yang mengabaikan ketentuan dan menggunakannya tanpa memegang kemudi.
Sejumlah laporan tabrakan yang mengakibatkan cedera dan kematian juga terus terdengar.
Di sisi lain, Tesla juga harus mendapatkan tantangan karena pilihan politik Musk. Dia diketahui sebagai pendukung setia Donald Trump hingga akhirnya menjadi bagian pemerintahan kedua presiden AS itu.
Musk memimpin tim Departemen Efisien Pemerintah atau dikenal sebagai DOGE. Tugasnya memangkas tenaga kerja dan anggaran pemerintah.
Setidaknya data dari Challenger Gray menyebutkan tim DOGE membuat lebih dari 280 ribu rencana PHK dan kontraktor federal pada 27 lembaga selama dua bulan terakhir.
Hal ini jelas menimbulkan reaksi keras pada Tesla. Perusahaan mendapatkan berbagai aksi protes, boikot hingga aksi kriminal vandalisme, yang membuat pelanggan beralih ke merek lain.
Hambatan Tesla untuk mewujudkan robotaxi juga dipicu perang dagang terbaru yang ditetapkan Trump. Padahal, banyak komponen Tesla yang dibeli dari China, salah satu negara yang kena tarif tinggi dari Trump.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video:Perang Dagang Trump Bikin Investor Cemas, IHSG Kena Trading Halt
Next Article Kiamat Driver Online Sudah Sampai ke Wilayah Dekat RI