Jakarta, CNBC Indonesia - Jaringan ritel asal Jepang, Don Don Donki, menarik tabung helium yang dipasarkan sebagai "pengubah suara" dari seluruh tokonya di Singapura. Penarikan ini menyusul munculnya kekhawatiran serius terkait keamanan dan risiko kesehatan produk tersebut.
Tabung berwarna kuning cerah itu sebelumnya dijual seharga SG$19,90 (Rp230.000). Produk diklaim mampu membuat suara pengguna menjadi lebih tinggi saat dihirup.
Perlu diketahui, setiap tabung berisi 11,6 liter gas, terdiri dari 80% helium dan 20% oksigen. Ada instruksi penggunaan berbahasa Jepang yang menganjurkan pengguna menarik napas dalam, menghembuskannya, lalu menghirup gas langsung dari tabung.
Langkah penarikan dilakukan setelah Channel News Asia (CNA) mempertanyakan risiko kesehatan serta sertifikasi keamanan produk tersebut kepada Don Don Donki dan Komisi Persaingan dan Perlindungan Konsumen Singapura (CCCS) pada 10 Desember lalu. CCCS pada Kamis menyatakan produk tersebut berada di bawah pengawasan Kantor Keamanan Produk Konsumen (Consumer Product Safety Office/CPSO).
"CPSO sedang berhubungan dengan operasional Don Don Donki Singapura," kata CCCS dalam pernyataannya, dikutip Jumat (19/12/2025).
"Mereka telah sementara menarik produk tersebut dari rak-rak toko sambil meninjau kepatuhan produk terhadap standar keamanan yang berlaku," tambahnya.
CCCS menegaskan, meski barang konsumsi umum di Singapura tidak memerlukan persetujuan pra-pemasaran, pemasok wajib memastikan produk memenuhi setidaknya satu standar keamanan yang diakui secara internasional. Seperti dari ISO, IEC, Komite Eropa untuk Standardisasi atau ASTM International.
"Pemasok juga harus memastikan adanya peringatan yang memadai terkait potensi bahaya," tambah CCCS, sembari mengimbau konsumen membaca dan mematuhi instruksi serta peringatan keselamatan pada kemasan.
Sebenarnya produk buatan Jepang itu memang mencantumkan peringatan berbahasa Inggris, termasuk pembatasan usia di atas 16 tahun dan larangan penggunaan bagi anak-anak. Label juga memperingatkan agar tidak digunakan dekat api.
Ada juga instruksi lain, seperti tak boleh digunakan saat sakit, hamil, atau setelah aktivitas fisik berat, serta menekankan bahwa penyalahgunaan dapat menyebabkan cedera serius, sesak napas, hingga kematian. Namun demikian, iklan produk justru memposisikannya sebagai sarana hiburan.
Sejumlah profesional kesehatan menilai risiko produk tersebut tetap tinggi. Dokter spesialis paru dari O2 Lung Centre, Dr Adrian Chan, mengatakan campuran helium-oksigen atau heliox memang memiliki kegunaan medis, tetapi hanya di bawah pengawasan ketat.
"Risiko menghirup helium tetap ada meskipun dicampur dengan oksigen. Jika dihirup berulang kali atau dalam jumlah besar, hal ini dapat menyebabkan kekurangan oksigen di paru-paru dan organ vital," ujarnya.
Ia juga menyebut tren media sosial dan video selebriti. Mereka dianggap kerap menormalisasi penggunaan helium untuk mengubah suara sebagai hiburan ringan.
"Kekhawatirannya, pengguna awam bisa tanpa sadar menghirup dalam jumlah berbahaya," kata dia.
"Tidak ada batas aman karena helium bukan gas yang bisa dimanfaatkan oleh tubuh," ujarnya.
Dr. Chan kemudian memperingatkan potensi cedera pada saluran pernapasan atau paru-paru akibat semburan gas bertekanan. Senada, perawat senior dan ahli strategi konten perawatan kesehatan, Penny Pratt, menegaskan tidak ada ambang batas aman untuk penggunaan rekreasi.
"Bahkan menghirup sebentar pun dapat mengurangi pasokan oksigen ke otak dan menyebabkan kerusakan serius," katanya, mengingatkan risiko radang dingin atau luka bakar kriogenik akibat gas terkompresi yang sangat dingin.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]

4 hours ago
4















































