Potret Krisis BBM Makin Parah, Antrean Mengular-Ekonomi Lumpuh

9 hours ago 1
CNBC Indonesia News Foto News

FOTO Internasional

Reuters, CNBC Indonesia

15 October 2025 14:30

Truk-truk berbaris di jalan dekat pom bensin di tengah kelangkaan bahan bakar yang meluas, menjelang pemilihan putaran kedua 19 Oktober, di Achica Arriba, Bolivia, 14 Oktober 2025. (REUTERS/Adriano Machado)

Truk-truk berbaris di jalan dekat pom bensin di tengah kelangkaan bahan bakar yang meluas, menjelang pemilihan putaran kedua 19 Oktober, di Achica Arriba, Bolivia, Selasa (14/10/2025). Bolivia tengah menghadapi krisis bahan bakar parah yang melumpuhkan sektor-sektor utama ekonomi, memicu protes, dan memperdalam ketegangan politik hanya beberapa hari menjelang pemilihan presiden putaran kedua yang dijadwalkan pada 19 Oktober. (REUTERS/Adriano Machado)

Truk-truk berbaris di jalan dekat pom bensin di tengah kelangkaan bahan bakar yang meluas, menjelang pemilihan putaran kedua 19 Oktober, di Achica Arriba, Bolivia, 14 Oktober 2025. (REUTERS/Adriano Machado)

Antrean panjang kendaraan untuk mendapatkan solar dan bensin terlihat di berbagai kota besar, dengan sejumlah pengemudi harus menunggu hingga berhari-hari untuk bisa mengisi bahan bakar. Di Santa Cruz, media lokal El Deber melaporkan sekitar 600 truk tangki berisi solar dan bensin tertahan selama beberapa hari menunggu izin untuk membongkar muatan di kilang Palmasola. Total muatan mencapai sekitar 20 juta liter bahan bakar, cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional selama enam hingga delapan hari. (REUTERS/Adriano Machado)

Truk-truk berbaris di jalan dekat pom bensin di tengah kelangkaan bahan bakar yang meluas, menjelang pemilihan putaran kedua 19 Oktober, di Achica Arriba, Bolivia, 14 Oktober 2025. (REUTERS/Adriano Machado)

Dari gambar drone dari kota El Alto menunjukkan antrean mengular di berbagai SPBU, sementara di Cochabamba, serikat pekerja transportasi melancarkan blokade jalan dan menggelar pawai menuntut tindakan cepat dari pemerintah. Perusahaan minyak negara, Yacimientos Petrolíferos Fiscales Bolivianos (YPFB), mengakui keterlambatan pembongkaran disebabkan oleh tunggakan pembayaran kepada pemasok. (REUTERS/Adriano Machado)

Truk-truk berbaris di jalan dekat pom bensin di tengah kelangkaan bahan bakar yang meluas, menjelang pemilihan putaran kedua 19 Oktober, di Achica Arriba, Bolivia, 14 Oktober 2025. (REUTERS/Adriano Machado)

Akibatnya, hanya sekitar 60% transportasi umum di Santa Cruz yang masih beroperasi, menurut laporan La Tercera dari Chili. Kondisi ini juga berdampak pada sektor-sektor produktif utama seperti transportasi, konstruksi, dan pertanian yang mengalami penurunan aktivitas secara drastis. “Jika kita bandingkan dengan tubuh manusia, situasi yang kita hadapi saat ini seperti perawatan intensif,” ujar Erlan Melgar dari Kamar Dagang Transportasi Timur. “Ini bukan krisis beberapa hari atau minggu — ini sudah kronis dan semakin memburuk.” (REUTERS/Adriano Machado)

Truk-truk berbaris di jalan dekat pom bensin di tengah kelangkaan bahan bakar yang meluas, menjelang pemilihan putaran kedua 19 Oktober, di Achica Arriba, Bolivia, 14 Oktober 2025. (REUTERS/Adriano Machado)

Sementara itu, Ketua Kamar Dagang Konstruksi Cochabamba, Rolando Siles, menyebut dampaknya sangat berat. “Kelangkaan bahan bakar, kekurangan mata uang asing, dan kenaikan harga membuat proyek-proyek berhenti total. Sekarang kami juga menghadapi lebih banyak blokade,” ujarnya. (REUTERS/Adriano Machado)

Truk-truk berbaris di jalan dekat pom bensin di tengah kelangkaan bahan bakar yang meluas, menjelang pemilihan putaran kedua 19 Oktober, di Achica Arriba, Bolivia, 14 Oktober 2025. (REUTERS/Adriano Machado)

Kamar Dagang Pertanian Timur (CAO) menyebut situasi ini “tidak berkelanjutan” dan memperingatkan bahwa sektor pertanian berada di ambang titik tidak bisa kembali. Ketidakpastian pasokan bahan bakar membuat perekonomian Bolivia kian rapuh, sementara krisis ini menjadi ujian besar bagi pemerintah menjelang pemungutan suara bersejarah — yang akan menentukan arah kepemimpinan negara di tengah tekanan sosial, ekonomi, dan politik yang semakin memuncak. (REUTERS/Adriano Machado)


Read Entire Article
Berita Kasus| | | |