Pohon Ini Bak Tangki Air, Jadi Penyelamat Orang Afrika

7 hours ago 4

Emanuella Bungasmara Ega Tirta,  CNBC Indonesia

14 December 2025 14:52

Jakarta, CNBC Indonesia- Julukan Tree of Life tidak muncul dari fungsi ekologis yang sangat konkret. Dalam kajian botani dan lingkungan, istilah ini umumnya dilekatkan pada spesies pohon yang memiliki kontribusi langsung terhadap keberlangsungan hidup manusia dan ekosistem di sekitarnya, terutama di wilayah dengan keterbatasan sumber daya alam.

Spesies yang paling luas diakui sebagai Tree of Life adalah baobab (Adansonia digitata). Pohon ini tersebar di wilayah sabana Afrika, dengan konsentrasi besar di Afrika Sub-Sahara, serta beberapa spesies sejenis di Madagaskar dan Australia. Baobab tumbuh di daerah dengan curah hujan rendah dan musim kering yang panjang.

Keunggulan utama baobab terletak pada kemampuan penyimpanan air. Batangnya yang berukuran sangat besar bersifat sukulen, memungkinkan pohon ini menahan air dalam jumlah besar selama musim hujan. Cadangan tersebut menjadi sumber air alami bagi manusia dan satwa ketika kekeringan berlangsung berbulan-bulan.

Karakter ini menjadikan baobab berfungsi sebagai penyangga ekosistem di wilayah kering. Dalam banyak komunitas pedesaan Afrika, keberadaan baobab berkorelasi langsung dengan ketahanan pangan dan ketersediaan air, terutama ketika sumber air permukaan mulai mengering.

Dari sisi umur biologis, baobab termasuk salah satu pohon berumur panjang di dunia. Sejumlah studi radiokarbon menunjukkan beberapa individu berusia lebih dari 1.000 tahun. Usia panjang ini membuat baobab berperan sebagai struktur ekologis permanen yang menopang lanskap selama beberapa generasi manusia.

Manfaat ekonomi baobab tidak terbatas pada air. Buah baobab memiliki kandungan vitamin C, kalsium, dan serat yang tinggi, sehingga dikonsumsi secara luas oleh masyarakat lokal. Dalam beberapa tahun terakhir, buah baobab juga mulai masuk ke rantai pasok pangan global sebagai bahan baku suplemen dan makanan kesehatan.

Bagian lain dari pohon juga dimanfaatkan. Kulit batangnya digunakan sebagai bahan tali dan tekstil tradisional, sementara daun mudanya dikonsumsi sebagai sayuran. Pola pemanfaatan ini bersifat berulang tanpa harus menebang pohon, sehingga relatif berkelanjutan.

Dalam struktur sosial pedesaan Afrika, baobab sering berfungsi sebagai pusat aktivitas komunitas. Pohon ini menjadi lokasi pertemuan adat, ruang diskusi publik, dan titik orientasi wilayah. Fungsinya melampaui nilai biologis dan masuk ke ranah tata sosial masyarakat.

Secara ekologis, baobab juga berperan dalam menjaga keanekaragaman hayati. Bunganya yang mekar pada malam hari bergantung pada kelelawar sebagai penyerbuk utama. Ketergantungan ini menunjukkan peran baobab dalam menjaga keseimbangan rantai ekosistem malam hari.

Menariknya, meski berukuran besar, baobab tidak dimanfaatkan sebagai kayu konstruksi. Struktur kayunya yang lunak dan mengandung air tinggi membuatnya tidak efisien sebagai bahan bangunan atau bahan bakar. Kondisi ini secara tidak langsung melindungi baobab dari eksploitasi berlebihan.

Julukan Tree of Life lahir dari peran nyata baobab sebagai penopang kehidupan di wilayah dengan tingkat kerentanan lingkungan yang tinggi.

CNBC Indonesia Research

(emb/wur)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |