Perusahaan Termahal di Dunia Mendadak PHK 6.000 Karyawan, Ada Apa?

5 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Microsoft kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran. Raksasa teknologi itu menyatakan akan memangkas sekitar 6.000 karyawan, atau setara 3% dari total tenaga kerjanya secara global.

PHK yang dilakukan mencakup berbagai tingkatan jabatan, tim, dan wilayah kerja, termasuk hampir 2.000 posisi yang berbasis di kantor pusat mereka di Redmond, Washington.

Dalam pernyataan resminya, juru bicara Microsoft menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari perubahan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan dinamika pasar yang terus berubah.

"Kami terus melakukan perubahan organisasi yang diperlukan untuk memposisikan perusahaan agar sukses dalam pasar yang dinamis," ujar perwakilan Microsoft, dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (14/5/2025).

Meskipun melakukan efisiensi besar-besaran, kondisi keuangan perusahaan justru menunjukkan performa yang sangat positif.

Microsoft mencetak laba bersih kuartalan sebesar US$25,8 miliar dan memberikan proyeksi bisnis yang optimistis pada akhir April lalu.

Dikutip dari Companies Market Cap, Microsoft saat ini tercatat sebagai perusahaan paling bernilai di dunia dengan kapitalisasi pasar US$3.338 triliun. Di bawahnya ada Apple dengan kapitalisasi pasar US$3.180 triliun.

Di bawahnya secara berurutan di posisi ke-3 dan ke-4 ada Nvidia dan Amazon dengan kapitalisasi pasar US$3.170 triliun dan US$2.243 triliun.

Dengan jumlah karyawan mencapai 228.000 orang secara global per Juni lalu, PHK kali ini menjadi salah satu yang terbesar sejak Microsoft memangkas 10.000 posisi pada 2023.

Sebelumnya pada Januari, Microsoft juga melakukan PHK dalam skala lebih kecil yang disebut berbasis kinerja. Namun, PHK terbaru ini disebut tidak terkait dengan performa individu.

Salah satu tujuan utama restrukturisasi ini adalah untuk merampingkan struktur organisasi dan memangkas lapisan manajemen yang dianggap tidak efisien.

Langkah serupa juga ditempuh Amazon awal tahun ini, dengan dalih menghilangkan "lapisan yang tidak perlu" dalam perusahaan.

Gelombang PHK di sektor teknologi memang belum mereda. Minggu lalu, perusahaan keamanan siber CrowdStrike juga mengumumkan pemutusan hubungan kerja terhadap 5% dari total karyawannya.

CEO Microsoft Satya Nadella sebelumnya sempat mengisyaratkan perubahan dalam strategi penjualan dan eksekusi bisnis, menyusul pertumbuhan Azure, layanan cloud Microsoft, yang melambat di luar segmen kecerdasan buatan (AI). Namun, pertumbuhan Azure berbasis AI justru melebihi ekspektasi internal perusahaan.

"Bagaimana cara kita menyusun kembali insentif dan strategi go-to-market?" kata Nadella dalam paparan kinerja Januari lalu.

"Dalam masa transisi platform, kita harus fokus pada desain baru dan tidak hanya mengulang cara kerja lama dari generasi sebelumnya."

Meski demikian, sentimen pasar terhadap saham Microsoft tetap positif. Pada Senin lalu, saham Microsoft ditutup di level US$449,26 per lembar, harga tertinggi tahun ini. Rekor tertinggi sebelumnya tercatat pada Juli 2023 sebesar US$467,56.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Peran Penting Jaringan Kabel Laut Bantu Transformasi Digital RI

Next Article Badai PHK Menggila, Tak Capai Target Langsung Dipecat

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |