Pertama Dalam Sejarah RI: Cuma Prabowo Beri Bansos Kelas Menengah

11 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan perekonomian masyarakat di Indonesia yang terjadi sejak lama membuat kondisi ekonomi mayoritas lapisan masyarakat Indonesia mengalami tekanan, termasuk kelas menengah. Pemerintah akhirnya harus memperluas cakupan pemberian bantuan sosial (bansos).

Dalam paket stimulus ekonomi, terutama saat masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto pada kuartal I-2025, untuk pertama kalinya kelas masyarakat mendapatkan bantuan langsung dari pemerintah, berupa diskon tarif listrik pada awal tahun.

Biasanya, diskon tarif listrik diberikan untuk golongan pelanggan rumah tangga PT PLN (Persero) dengan daya terpasang listrik sampai dengan 1.300 VA. Namun, pada Januari-Februari 2025, cakupannya meningkat menjadi termasuk pelanggan dengan daya terpasang sampai 2.200 VA.

"Ini yang menarik kemarin itu, biasanya kalau saat periode Covid-19, coba perhatikan, ketika diskon tarif listrik dikasih, itu pasti hanya untuk yang kecil, sampai 1.300 VA, tapi kemarin enggak," kata Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Arief Anshory Yusuf dalam program Cuap Cuap Cuan CNBC Indonesia, dikutip Kamis (10/7/2025).

"Nah waktu itu sampai 2.200 VA, dan itu 85% orang berarti yang tercakup. Ini terkait dengan apa yang sedang ramai waktu itu di masyarakat tentang kelas menengah. Jadi baru pertama dalam sejarah Indonesia kelas menengah dikasih Bansos," ucap pria yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran itu.

Arief menjelaskan, kondisi ini tak terlepas dari respons pemerintah yang mulai menyadari bahwa tekanan ekonomi turut dialami oleh masyarakat kelas menengah Indonesia. Sebagaimana Badan Pusat Statistik (BPS) juga telah mengungkapkan data jumlah kelas menengah di Indonesia semakin terkikis.

Berdasarkan catatan BPS, pada 2019 jumlah kelas menengah di Indonesia masih sebanyak 57,33 juta orang atau setara 21,45% dari total penduduk. Namun, pada 2024 hanya tersisa 47,85 juta orang atau setara 17,13%.

"Jadi kan selama ini sudah ada data yang menunjukkan kelas menengah kita itu kolaps, sementara kelas menengah itu walaupun dia cuma 17% konsumen tapi total belanjanya 40% dari total belanja nasional. Jadi berpengaruh banget kalau dia enggak mau belanja ya gawat," tegas Arief.

Meski begitu, Arief mengakui, kebijakan bansos untuk kelas menengah saat itu belum cukup efektif untuk menahan pelemahan daya beli dan konsumsi rumah tangga hingga mempertahankan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5%. Namun, ia menekankan, bila kebijakan itu tak diberikan saat itu, perekonomian Indonesia malah bisa merosot lebih dalam ke level 4,5%.

"Jadi itu pertama kali dalam sejarah Republik Indonesia, orang yang kelas menengah, yang bukan miskin, itu dikasih Bansos, dan itu terjadi," paparnya.


(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo Umumkan 8 Kebijakan Ekonomi RI Awal Tahun, Ada Soal THR PNS!

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |