
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
LUBUKPAKAM (Waspada): Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), Dr.Wihaji menyebutkan, keluarga adalah pondasi utama dalam pembangunan bangsa. Karena keluarga yang kuat dan harmonis akan melahirkan generasi berkualitas, berakhlak mulia dan memiliki kemampuan untuk bersaing di era global.
“Karena itu, pembangunan keluarga menjadi sangat penting dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045” kata Dr Wihaji dalam pidatonya yang dibacakan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Deliserdang, H Timur Tumanggor MAP pada Upacara Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 Tahun 2025 di halaman Kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Deliserdang, Senin (30/6/25).
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Dalam menyongsong Indonesia emas 2045, tambah Wihaji, Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan dan peluang. Seperti perubahan iklim, kesenjangan sosial, dan revolusi teknologi yang harus dihadapi dengan bijak. Di sisi lain, Indonesia juga memiliki momentum, berupa bonus demografi dan kemajuan teknologi yang harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan bangsa.

“Pembangunan keluarga adalah investasi jangka panjang yang akan membawa dampak positif bagi bangsa. Dari keluarga yang tangguh akan membentuk negara yang tangguh,” tutur Dr Wihaji, seraya menyebutkan, keterampilan berkualitas akan membantu keluarga untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan untuk dapat bersaing di era global.
“Kita harus waspada karena handphone sekarang sudah seperti keluarga baru.Karena itu, kita harus hati-hati. Jangan sampai handphone sebagai bagian teknologi,” sebutnya.
Dalam kaitan ini, harus mencegah agar jangan ada lagi bayi yang lahir stunting, serta memberikan perhatian penuh kepada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Kemudian, meningkatkan kualitas ekonomi setiap keluarga agar memiliki fondasi ekonomi yang kuat untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan. Termasuk perhatian kepada penduduk lanjut usia (lansia), agar mempersiapkan diri, sehingga tetap sehat dan produktif di hari tua.
“Hanya saja, pemerintah tidak bisa berdiri sendiri. Untuk itu, pentingnya meningkatkan komitmen dan kerja sama multi pelaku, antara pemerintah, masyarakat, dan stakeholder lainnya untuk mewujudkan keluarga yang kuat dan harmonis,” tuturnya.
Hal lainnya yang tak kalah penting, yaitu meningkatkan anggaran untuk pembangunan keluarga. Anggaran yang memadai akan membantu pemerintah untuk meningkatkan kualitas program-program pro-keluarga.
Menurut Wihaji, dalam upaya melaksanakan dan mewujudkan Asta Cita Presiden Prabowo, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN memiliki program strategis yang dinamakan quick win, yang terdiri dari gerakan orang tua asuh cegah stunting, berbasis gotongroyong untuk mengatasi stunting di indonesia yang menghubungkan orang tua asuh (OTA) dengan satu juta keluarga berisiko stunting.Sekaligus memberikan dukungan nutrisi, non nutrisi, serta bantuan dukungan lainnya maupun pemantauan kesehatan selama 1.000 HPK.
“Hal ini dimaksudkan untuk menekan angka pravelansi stunting di seluruh wilayah Indonesia,” ujarnya
Turut hadir pada upacara tersebut, Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Ir. Syahrifah Alwiah MMA, Kepala Dinas P3AP2KB Dr. Hj Miska Gewasari, Kepala Bappedalitbang, Dr Remus Hasiholan Pardede dan lainnya.(rin)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.