FOTO
CNBC Indonesia/Tri Susilo, CNBC Indonesia
25 February 2025 17:54

Indonesia National Shipowners Association (INSA) menggelar Indonesia Maritime Talk 2025 pada Selasa (25/2/2025) di Ritz Carlton, Jakarta, dengan tema Tantangan Industri Maritim Dalam Mendukung Kemandirian Ekonomi Nasional. Acara ini mengungkap berbagai masalah di industri galangan kapal nasional serta bertujuan mengidentifikasi kebutuhan armada, tantangan industri, pembiayaan, regulasi, dan mendorong sinergi untuk kemajuan maritim. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Acara ini menghadirkan Dirjen Perhubungan Laut, Antoni Arif Priadi, yang mengungkapkan bahwa banyak kapal di Indonesia sudah berusia tua. Hal ini perlu mendapat perhatian karena kapal merupakan sarana vital dalam transportasi dan infrastruktur ekonomi. Namun, upaya perbaikan dan peremajaan kapal menghadapi tantangan besar, terutama karena biaya yang tinggi. Selain itu, faktor lain seperti waktu produksi yang lama dan ketergantungan pada komponen impor juga berkontribusi pada meningkatnya biaya logistik. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Selain itu dalam Indonesia Maritime Talk 2025 terdapat dua sesi perbincangan yang pertama membahas Outlook Industri Maritime Indonesia dengan menghadirkan Peneliti INDEF, Ahmad Heri Firdaus dan Akademisi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Tri Achmadi. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia atau Indonesian National Shipowners' Association (INSA) mengungkapkan mengapa industri galangan kapal di Amerika Serikat bisa sukses dan maju. Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto menyebut salah satu alasannya karena regulasi ketat yang mengharuskan pelaku usaha wajib menggunakan kapal buatan AS. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Menurut Heri Firdaus, industri galangan kapal dalam negeri membutuhkan dukungan yang tepat agar lebih kompetitif. Kurangnya infrastruktur, investasi, dan regulasi yang mendukung dapat menghambat peningkatan daya saing. Ia juga menyoroti tantangan produktivitas, baik dari tenaga kerja maupun modal, yang membuat industri galangan kapal Indonesia kurang kompetitif dibanding negara lain. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Akademisi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Tri Achmadi, berharap pemerintahan Presiden Prabowo fokus pada pembangunan sektor maritim agar kesinambungan dari periode sebelumnya tetap terjaga. Menurutnya, untuk mencapai Indonesia Emas, diperlukan pemerataan industri dan program prioritas, termasuk melanjutkan hilirisasi yang terbukti meningkatkan nilai tambah ekonomi. Sektor maritim berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai infrastruktur sekaligus sumber daya alam yang strategis. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Kapal niaga yang beroperasi di Indonesia didominasi produk impor misalnya dari China, Jepang, dan Korea. Wakil Ketua Umum II Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Darmadi GO menyebut kapal buatan dalam negeri relatif lebih mahal dibanding yang impor, selain itu waktu produksi relatif lebih lama, karena minimnya dukungan industri komponen dan penunjang. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo), Ikhsan Mahyudin, tidak langsung menanggapi pernyataan Darmadi. Ia justru menyoroti tekanan yang dihadapi industri galangan kapal akibat pengenaan PPN pada bahan baku, yang berdampak pada tingginya biaya produksi. Namun, jawabannya tidak memuaskan Darmadi, yang kemudian meminta Ikhsan fokus menjelaskan alasan industri galangan kapal belum mampu memproduksi kapal niaga, meskipun permintaan dari sektor swasta sangat tinggi. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Pemerintah sedang menyusun peta jalan (roadmap) pengembangan industri perkapalan nasional untuk mendorong kemandirian dalam pembangunan kapal. Direktur IMATAP Kementerian Perindustrian, Mahardi Tunggul Wicaksono, meminta dukungan dan masukan terkait roadmap industri galangan kapal Indonesia yang akan segera diluncurkan. Ia berharap industri galangan kapal nasional dapat meningkatkan kemampuan desain dan rekayasa kapal. Sebagai bentuk dukungan, pemerintah juga menyiapkan insentif, terutama bagi galangan kapal yang menerapkan prinsip keberlanjutan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), sebagai bagian dari Himbara, berkomitmen mendukung pertumbuhan industri galangan kapal dalam negeri melalui pembiayaan untuk pengembangan kapasitas. VP Sector Shipping Industri Bank Mandiri, Anjar YT, menyebut ekosistem galangan kapal membaik dalam 2-3 tahun terakhir, terlihat dari keseimbangan suplai dan permintaan kapal, mulai dari hulu hingga logistik. Ia juga melihat tren peningkatan jumlah kapal seiring dengan dorongan hilirisasi oleh pemerintah. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)