Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Amerika Serikat Scott Bessent pada Senin (27/10/2025) mengumumkan lima kandidat pengganti Jerome Powell sebagai Ketua Federal Reserve tahun depan.
Melansir Washington Post, dalam penerbangan Air Force One menuju Asia bersama Presiden Donald Trump, Bessent menyatakan akan melakukan putaran wawancara kedua dalam beberapa pekan mendatang dan menyerahkan daftar final kepada Trump setelah Thanksgiving.
Trump menegaskan bahwa keputusan mengenai pengganti Powell akan diambil sebelum akhir tahun ini. Lima kandidat yang tengah dipertimbangkan adalah Gubernur The Fed Christopher Waller dan Michelle Bowman, mantan Gubernur Kevin Warsh, penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett, serta eksekutif senior BlackRock Rick Rieder.
Bessent, yang memimpin proses seleksi tersebut, dikenal sebagai kritikus keras terhadap kebijakan The Fed dalam beberapa tahun terakhir. Ia menilai bank sentral terlalu lama mempertahankan kebijakan tidak konvensional seperti pembelian obligasi pemerintah setelah krisis keuangan 2008 dan pandemi.
Trump di sisi lain kembali melancarkan kritik tajam terhadap Powell karena dianggap terlalu lambat menurunkan suku bunga. "Kita memiliki seseorang yang tidak terlalu pintar saat ini. Ia seharusnya sudah menurunkan suku bunga jauh lebih cepat," ujar Trump, menyinggung keputusan The Fed yang diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga pada Rabu mendatang.
Langkah Trump mempercepat pemilihan pengganti Powell kemungkinan terkait posisi Powell yang akan berakhir Mei 2026. Meski begitu, Powell dapat tetap menjabat sebagai anggota dewan hingga Januari 2028, yang berarti Trump tidak bisa segera menunjuk gubernur baru.
Sementara itu, Gubernur Stephen Miran yang diangkat Trump pada September lalu hanya menjabat hingga Januari 2026. Trump bisa saja menominasikan calon ketua The Fed untuk mengisi kursi tersebut lebih awal dan kemudian menaikkan posisinya menjadi ketua setelah Powell lengser.
Kevin Hassett, salah satu kandidat, saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih dan dikenal sebagai loyalis Trump sejak masa jabatan pertama. Pengalaman dan kesetiaannya pada Trump dinilai bisa menjadi faktor keunggulan dibanding kandidat lain.
Kevin Warsh, kandidat lain, pernah menjadi penasihat ekonomi Presiden George W. Bush dan diangkat menjadi Gubernur The Fed pada 2006 di usia 35 tahun, menjadikannya yang termuda dalam sejarah lembaga tersebut. Saat ini Warsh berkarier di Hoover Institution dan menjadi dosen di Stanford Graduate School of Business.
Christopher Waller, yang ditunjuk Trump ke The Fed pada 2020, dikenal sebagai sosok independen yang berani berbeda pendapat dalam rapat kebijakan moneter. Ia sempat mendorong pemangkasan suku bunga lebih cepat pada pertengahan tahun ini.
Michelle Bowman, Wakil Ketua Pengawasan The Fed sekaligus regulator perbankan utama AS, juga memiliki rekam jejak serupa. Ia merupakan mantan Komisioner Perbankan Negara Bagian Kansas dan sering kali mendukung langkah penurunan suku bunga yang lebih agresif.
Rick Rieder menjadi kandidat dengan pengalaman paling luas di pasar keuangan. Sejak bergabung dengan BlackRock pada 2009, ia mengelola portofolio aset pendapatan tetap senilai sekitar US$2,4 triliun dan dikenal sebagai tokoh berpengaruh di Wall Street.
Dalam tulisannya baru-baru ini, Bessent menegaskan pentingnya reformasi di tubuh The Fed. Ia menilai lembaga tersebut perlu mengurangi "distorsi pasar" yang muncul akibat kebijakan jangka panjang yang tidak lagi relevan dengan kondisi ekonomi saat ini.
Kritik Bessent terhadap The Fed semakin mendapat perhatian sejak lonjakan inflasi 2021-2022. Ia menekankan perlunya keseimbangan antara stabilitas harga dan penciptaan lapangan kerja sesuai mandat Kongres.
Namun, serangan Trump terhadap The Fed dan upayanya memecat Gubernur Lisa Cook, yang merupakan pilihan Presiden Joe Biden, memunculkan kekhawatiran baru terkait independensi lembaga tersebut. Cook kini menggugat ke Mahkamah Agung dan sementara diizinkan tetap menjabat selama proses hukum berlangsung.
Peter Conti-Brown, sejarawan The Fed dari Wharton School, memperingatkan bahaya politisasi lembaga moneter tersebut. "Kita tidak ingin loyalis presiden yang hanya mengikuti narasi politik duduk sebagai bankir sentral," ujarnya.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Donald Trump Mau Copot Bos The Fed, Ini Alasannya

3 hours ago
3
















































