Pembangunan Listrik Berkelanjutan Bersama PLN Indonesia Power

2 weeks ago 11

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Indonesia Power menjadi Generation Company terbesar dan terbaik se Asia Tenggara. PLN Indonesia Power melakukan berbagai manuver serta transformasi untuk menghadapi segala tantangan dalam memenuhi kebutuhan pasokan listrik. Upaya korporasi ini juga dalam rangka mendukung transisi energi Tanah Air untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

Direktur Utama PLN Indonesia Power (PLN IP) Edwin Nugraha Putra mengatakan PLN IP berkomitmen memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pencapaian target energi berkelanjutan di Indonesia, mendukung inisiatif global untuk menurunkan emisi karbon dan mengadopsi teknologi yang lebih ramah lingkungan.

Peran besar Edwin dalam mendorong PLN Indonesia Power menjadi perusahaan yang semakin menuju keberlanjutan dianugerahi Green Leadership dalam Anugerah Lingkungan PROPER 2024 pada Senin (24/2/2025) di Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.

Penghargaan Public Disclosure Program for Environmental Compliance (PROPER) menjadi ajang apresiasi bagi perusahaan serta pemimpin perusahaan yang berkomitmen terhadap praktik bisnis berkelanjutan dan tanggung jawab lingkungan.

Proses pemanfaatan Limbah Racik Uang Kertas (LRUK) sebagai campuran energi primer PLTU atau cofiring  di PLTU Bengkayang. (Dok. PLN Indonesia Power)Foto: Proses pemanfaatan Limbah Racik Uang Kertas (LRUK) sebagai campuran energi primer PLTU atau cofiring di PLTU Bengkayang. (Dok. PLN Indonesia Power)
Proses pemanfaatan Limbah Racik Uang Kertas (LRUK) sebagai campuran energi primer PLTU atau cofiring di PLTU Bengkayang. (Dok. PLN Indonesia Power)

Dalam rangka menjalankan transformasi yang berkelanjutan dan mencapai visi Perusahaan, PLN IP telah meluncurkan salah satu program unggulan untuk meningkatkan kinerja pembangkit melalui implementasi Digital Power Plant atau Reliability and Efficiency Optimization Center (REOC).

Program ini bertujuan memantau dan mengelola kinerja pembangkit listrik secara real time melalui konektivitas digital yang diharapkan dapat mengoptimalkan dua indikator penting bisnisnya, yakni EAF (Equivalent Availability Factor) dan EFOR (Equivalent Forced Outage Rate).

Menurut Edwin, sejak dimulainya program Transformasi 2.0, PLN IP telah berhasil menghubungkan mesin pembangkit ke sistem REOC yang memungkinkan pemantauan dan pengelolaan secara lebih efisien.

Edwin menuturkan, pada 2023 PLN IP menunjukkan kemajuan yang signifikan dengan realisasi EAF mencapai 89,54% dan EFOR berada di level 3,63%. Capaian ini menempatkan PLN IP pada jalur yang tepat untuk mencapai target menuju Top 10% standar North American Electric Reliability Corporation (NERC), yang merupakan standar internasional untu kinerja pembangkit listrik.

Pada awal tahun ini, PLN IP menargetkan untuk menambah 2,4 GWh pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) secara bertahap hingga 2035. Target besar ini dilakukan melalui dua megaproyeknya yaitu Hijaunesia dan Hydronesia.

Pengembangan EBT merupakan sebuah keharusan sebagai bentuk komitmen kami dalam melaksanakan transisi energi untuk membantu pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission pada 2060.

PLN Indonesia Power memiliki dua proyek andalan pengembangan EBT, yaitu Hijaunesia Project dengan total kapasitas 1.055 MW yang terdiri dari 12 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan 1 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).

PLN Indonesia Power akan mengembangkan pembangkit listrik EBT dengan kapasitas hingga 2,4 GWh hingga 2035, proyek ini didominasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

PLTA Bengkok adalah salah satu unit Pembangkit Listrik Tenaga Air yang dioperasikan oleh PT PLN Indonesia Power, subholding dari PT PLN (Persero), yang berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda, Ciburial, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat. (CNBC Indonesia/Verda Nano Setiawan)Foto: PLTA Bengkok adalah salah satu unit Pembangkit Listrik Tenaga Air yang dioperasikan oleh PT PLN Indonesia Power, subholding dari PT PLN (Persero), yang berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda, Ciburial, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat. (CNBC Indonesia/Verda Nano Setiawan)
PLTA Bengkok adalah salah satu unit Pembangkit Listrik Tenaga Air yang dioperasikan oleh PT PLN Indonesia Power, subholding dari PT PLN (Persero), yang berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda, Ciburial, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat. (CNBC Indonesia/Verda Nano Setiawan)

PLN IP juga mempunyai program pengembangan EBT Hydronesia Project dengan total kapasitas 1.345 MW, pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) ini direncanakan akan rampung secara bertahap di tahun 2035.

Hijaunesia Project dan Hydronesia Project tidak hanya pengembangan EBT semata, tetapi juga sebagai implementasi Sub Holding PLN Indonesia Power dalam aspek environmental, social and governance (ESG).

Kini PLN IP juga tengah menggaet investor untuk menjalankan proyek tersebut, hal ini juga dilakukan dalam Mandiri Investment Forum (MIF) 2025. Melalui forum ini, PLN Indonesia Power terus berupaya untuk menggaet investor global untuk mengakselerasi EBT di Indonesia.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |