Jakarta, CNBC Indonesia - Bullion bank alias bank emas sudah diresmikan pada 26 Februari 2025 lalu. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI akan kecipratan cuan dari dua anak usahanya, yaitu PT Pegadaian dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, sebab BRI memiliki sebagian saham, baik di Pegadaian maupun BSI.
"Karena baik Pegadaian maupun BSI, BRI punya saham di situ. Terutama Pegadaian adalah bagian daripada holding ultra mikro yang 99% sahamnya dimiliki oleh BRI. Kemudian kita juga masih punya 15 persen saham di BSI," kata Sunarso kepada wartawan di The Gade Tower, Jakarta, dikutip (28/2).
Menurutnya, dengan keterlibatran dua entitas anaknya akan berdampak positif pada pertumbuhan BRI. Transformasi ini dapat menjadi sumber pertumbuhan baru bagi ekosistem BRI.
Sunarso menjelaskan, melalui bullion bank banyak masyarakat yang menjadi nasabah Pegadaian akan menukarkan emasnya. Saat ini, Pegadaian telah melayani pembiayaan melalui jaminan emas nasabah dengan rentang kredit Rp 2 juta hingga Rp 4 juta.
"Bayangkan. Rata-rata kredit yang diterima dari Pegadaian itu per orang 4 juta. Tapi setiap hari Pegadaian pegang jaminan 90 ton emas. Jadi ada rata-rata 90 ton emas dari masyarakat yang dihimpun gram demi gram itu terkumpul di Pegadaian di seluruh Indonesia, 90 ton. Dan selama itu pula kredit yang diberikan oleh Pegadaian setiap hari kepada masyarakat. Inilah yang saya katakan sumber pertumbuhan baru yang signifikan bagi BRI secara grup," jelasnya.
Begitu juga dengan BSI, Sunarso menyebut, transformasi apapun yang dilakukan bank syariah terbesar tersebut akan berdampak pada pertumbuhan BRI.
"Apapun yang dilakukan nanti BSI juga akan mengikuti potensi pertumbuhan baru itu, dan itu dampaknya juga positif. Tidak hanya buat BSI, tetapi juga buat BRI karena BRI punya saham di BSI," pungkasnya.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Jurus Perkuat Akselerasi Keuangan Kelompok Rentan & Perempuan
Next Article Video: 9M-2024, BRI Sukses Cetak Laba Rp 45,36 Triliun