PBB Warning! Trump Bisa Bikin 6 Juta Orang di Dunia Kena HIV/AIDS

11 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mewanti-wanti bahwa kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bakal berakibat pada jutaan lebih kematian akibat HIV/AIDS pada tahun 2029. Hal ini dituangkan dalam Pembaruan AIDS Global PBB (UNAIDS) 2025 yang dirilis Kamis waktu setempat.

Mengutip Al Jazeera, hal ini disebabkan keputusan untuk Trump untuk memangkas Rencana Darurat Presiden AS untuk Penanggulangan AIDS (PEPFAR). Menurut laporan PBB itu, pemangkasan ini dapat mengakibatkan enam juta infeksi HIV tambahan dan empat juta kematian terkait AIDS pada tahun 2029.

"Program HIV di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah telah terguncang oleh gangguan keuangan besar yang tiba-tiba dan mengancam akan membalikkan kemajuan yang telah dicapai selama bertahun-tahun dalam penanggulangan HIV," demikian bunyi laporan UNAIDS itu, dikutip Jumat (11/7/2025).

"Perang dan konflik, kesenjangan ekonomi yang semakin melebar, pergeseran geopolitik, dan guncangan perubahan iklim - yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam penanggulangan HIV global - memicu ketidakstabilan dan membebani kerja sama multilateral," tambahnya.

Menurut laporan tersebut, jumlah orang yang tertular HIV dan mereka yang meninggal karena penyebab terkait AIDS berada pada tingkat terendah dalam "lebih dari 30 tahun". Namun, pada akhir tahun 2024, penurunan jumlah tersebut "tidak cukup" untuk mengakhiri AIDS sebagai ancaman publik pada tahun 2030.

Dalam kasus infeksi baru, terjadi penurunan sebesar 56% di Afrika sub-Sahara, yang merupakan rumah bagi separuh dari seluruh orang yang "tertular HIV secara global pada tahun 2024".

"Lima negara, sebagian besar dari Afrika sub-Sahara, berada di jalur yang tepat untuk mencapai penurunan infeksi baru sebesar 90% pada tahun 2030 dibandingkan dengan tahun 2010," tutur laporan UNAIDS.

Namun, signifikansi pemotongan dana oleh Trump terhadap program tersebut sangat besar. Hal ini mengingat AS merupakan donor bantuan kemanusiaan terbesar di dunia.

"Penarikan dana secara tiba-tiba dari satu-satunya penyumbang terbesar bagi respons HIV global telah mengganggu program pengobatan dan pencegahan di seluruh dunia," demikian menurut laporan tersebut.

Direktur Eksekutif UNAIDS, Winnie Byanyima, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa program-program pencegahan lebih terpukul daripada pengobatan akibat keputusan pemotongan dana tersebut.

"Populasi kunci adalah yang paling terdampak. Mereka bergantung pada layanan yang dirancang khusus oleh para pemimpin masyarakat, dan merekalah yang pertama kali terdampak," kata Byanyima.

Akan tetapi, bahkan sebelum Trump memutuskan untuk mengurangi dukungan tak lama setelah menjabat pada bulan Januari, para donor, terutama negara-negara Eropa, telah mengurangi bantuan pembangunan.

"Mereka memberi tahu kami bahwa ini berkaitan dengan anggaran pertahanan," ujarnya, seraya menambahkan bahwa angka-angka menunjukkan "(pengeluaran) kesehatan global mencapai puncaknya dan kemudian mulai menurun akibat perang Ukraina".


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article PBB Sebut RI dalam Bahaya Besar, Malapetaka Ini Menanti

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |