Jakarta, CNBC Indonesia — PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) mengatakan pihaknya telah menambah portofolio investasi saham di tengah volatilitas pasar.
Direktur Keuangan dan Layanan Korporat TUGU Emil Hakim menyebut pihaknya melihat posisi pasar saat ini sudah berada di level bawah. Menurut Emil, ketidakpastian arah pasar memang masih tinggi, namun TUGU tetap menyiapkan strategi exit plan.
"Yang kita lihat sih sebenarnya sekarang itu sudah di bottom. Cuma tinggal kapan naiknya kita kan belum tahu. Yang mudah kita lakukan adalah menambah portofolio di saham. Walaupun tidak terlalu agresif," ungkap Emil dalam pertemuan dengan media di Jakarta, Kamis, (17/4/2025).
Emil menyebut, fundamental keuangan TUGU masih kuat di tengah kondisi pasar yang fluktuatif. Hal ini memberikan ruang permodalan bagi perusahaan untuk mengambil peluang investasi.
Di sisi lain, porsi instrumen saham TUGU tidak terlalu besar. Hal ini dilakukan sebagai respons atas implementasi PSAK 117 yang menuntut pengelolaan portofolio yang lebih konservatif.
TUGU mulai mengurangi porsi investasi pada instrumen yang memiliki volatilitas tinggi seperti saham. Ini karena sebagian besar kewajiban perusahaan bersifat jangka pendek, dengan premi maksimal hingga tiga tahun.
"Kita mulai switching ke yang pendapatan tetap, semacam surat utang dan mengurangi yang dari saham. Walaupun saham ini tetap kita maintain," jelasnya.
Ia menambahkan, TUGU tetap menjaga eksposur terhadap saham dalam porsi terbatas sebagai bagian dari strategi optimalisasi hasil investasi. Pasalnya, imbal hasilnya bisa jauh lebih tinggi dibandingkan surat utang jika waktu dan keputusan investasinya tepat.
Sebagai informasi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik 12 poin atau 0,19% ke level 6.450,31 pada pembukaan perdagangan Senin (21/4/2025).
Secara historis, IHSG pun bergerak volatil. IHSG telah menguat 3,01% secara mingguan, namun menurun 16,53% secara 6 bulan dan 12,35% dalam jangka waktu setahun.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan bahwa kondisi pasar modal yang berfluktuasi disebut berpengaruh pada capaian hasil investasi perusahaan asuransi belakangan ini.
Sebagai gambaran, hasil investasi industri asuransi umum tumbuh 19,8% year on year (yoy) menjadi Rp7,43 triliun. Namun, hasil investasi di industri asuransi jiwa turun 24,8% yoy menjadi Rp23,91 triliun.
"Perusahaan asuransi memiliki dampak signifikan terhadap kondisi pasar, sehingga terjadi penurunan hasil investasi dimiliki perusahaan asuransi," ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono, dalam Konferensi Pers RDK OJK, Jumat, (11/4/2025).
Lebih jauh, OJK menegaskan pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dalam proses pengambilan keputusan investasi. Hal ini bertujuan agar kebijakan yang dijalankan benar-benar sesuai dengan arah investasi yang telah ditetapkan.
Sementara itu, IHSG ditutup turun 17,24 poin atau 0,27% ke level 6.421,03 pada penutupan sesi I hari ini, Senin (21/4/2025).
Sebanyak 259 saham naik, 293 turun, dan 246 tidak berubah. Nilai transaksi siang ini terbilang sepi atau Rp 5,11 triliun yang melibatkan 9,45 miliar saham dalam 601.976 kali transaksi.
Mengutip Refinitiv, mayoritas sektor berada di zona merah. Finansial mengalami penurunan paling dalam, yakni 0,88%. Lalu diikuti konsumer non-primer (-0,81%) dan energi (-0,8%).
Sementara itu, sektor yang menjaga IHSG adalah bahan baku yang naik 1,28%, teknologi naik 0,84%, dan utilitas 0,43%.
Saham yang menjadi pemberat utama adalah BBCA yang hingga sesi I hari ini turun 1,76%. Saham BBCA berkontribusi -10,24 indeks poin terhadap penurunan IHSG. Selain BBCA, yang menjadi pemberat IHSG hari ini adalah BBRI yang menyumbang -7,66 indeks poin dan DSSA -6,26 indeks poin.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Simak! Proyeksi IHSG & Rupiah Pekan Ini
Next Article Pendapatan Anak Usaha TUGU Melesat, Ini Penjelasannya